MUSIM PANAS LAUT FAROE BERUBAH JADI MERAH OLEH DARAH PAUS DAN LUMBA-LUMBA.

INFOKOMNOW.COM
byDannYAsmorO, 07/10/2018


DjumALegenD@ “ Grindadrap “   merupakan suatu acra tradsionil masyarakat di kepulauan Faroe  Denmark  yang berada di tengah  antara negara Norwegia dan Islandia  sejak abad ke – 16 berupa perburuan dan penangkapan ikan secara besar-besaran di laut seperti ikan Lumba-lumba dan Paus yang kemudian dimakan bersama,  namun saat ini dengan perburuan  menggunakan alat yang canggih maka hasilnya sangat besar meski prospek pemasaran sangat terbuka tapi hal ini disinyalir menjadi penangkapan yang melampaui batas maksimal lestari penangkapan.

Jangan  kaget atau heran bila anda ke sana saat musim perburuan ini atau menyaksikan  sebuah video  memuat  kejadian ini, karena  anda akan menyaksikan  bagaimana laut di Kepulauan Faroe berubah warna menjadi merah bercampur dengan darah lumba-lumba  diseputaran perairan pantai tersebut.    Anda akan menyaksikan bagaimana lumba-lumba dibantai dengan cara disembelih sambil dengan pisau oleh nelayan yang sedang terbahak-bahak bergembira, kemudian darahnya mengalir hingga kelaut lepas.

Laut Kepulauan Faroe di utara Eropa berubah warna menjadi merah oleh darah ratusan paus yang dibunuh oleh penduduk setempat pada setiap musim panas,  22 November tiap tahun, sebagai bagian dari budaya berburu paus tahunan mereka.    Grindadrap  adalah perburuan massal non-komersial – daging paus tidak dijual tetapi dibagi secara merata kepada anggota masyarakat setempat. Para pemburu menggiring paus ke arah Teluk dan kemudian melukai punggung mereka dan membiarkannya berdarah sampai mati perlahan-lahan, dan laut sekitarnya berubah menjadi merah darah.

Menjadi sebuah provinsi otonom di Denmark, di mana penangkapan ikan paus dilarang, hukum Kepulauan Faroe malah memungkinkan pembantaian massal paus pilot, paus berparuh dan lumba-lumba untuk melaksanakan tradisi tahunan. Penangkapan ikan paus di Kepulauan Faroe di Atlantik Utara telah dipraktekkan sejak sekitar masa pemukiman Norse pertama di pulau-pulau tersebut. Daging dan lemak dari paus pilot telah lama menjadi bagian dari makanan nasional.

Sebelumnya hasil tangkapan atau buruan Lumba-lumba   nelayan  itu   didorong ke perairan dangkal  dengan  memasukkan kait logam ke lubang sembur mereka serta memotong durinya.  Tidak tanggung – tanggung jumlah Lumba – lumba dapat mencapai 180 – 250 ekor sekali  kegiatan tradisi ini seperti di salah satu desa Hvalvik.   Bahkan  mereka  telah  mengklaim, dalam 50 tahun terakhir, orang-orang Faroe telah mengorbankan lebih dari 62 ribu paus pilot dan lumba-lumba,  untuk  tahun 2017 saja, mereka mengklaim sebanyak 1.691 lumba-lumba dan ikan paus terbunuh di 24 perburuan Grindagrap di Kepulauan Faroe dan  tahun 2018 Sea Shepherd mengatakan 561 paus pilot dan 255 lumba-lumba Atlantik telah terbunuh di pulau-pulau itu.

Tragisnya, pembantaian itu merupakan hasil serangkaian perburuan di perairan sekitar Kepulauan Faroe musim panas ini.   Kelompok konservasi laut Sea Shepherd  yang datang ke Kepulauan Faroe sebagai sukarelawan telah menyebarkan foto-foto yang mengerikan tersebut yang mereka ambil secara rahasia.      Kepada Fox News, kelompok tersebut mengatakan para sukarelawannya berpartisipasi dalam    patroli darat yang rahasia    untuk mendokumentasikan  perburuan, yang legal di Denmark, dalam waktu 10 minggu dari bulan Juli sampai awal September tahun 2017 ini.

Kelompok aktivis hewan  PETA, juga mengutuk tradisi tersebut dalam sebuah pernyaataannya di   Timesnownews.com mereka mengatakan  :  "  Hewan-hewan perlahan mati kehabisan darah. Seluruh keluarga dibantai, dan beberapa paus berenang di sekitar anggota keluarga mereka selama berjam-jam. Ikan paus dan lumba-lumba adalah makhluk yang sangat cerdas dan merasakan sakit dan ketakutan. setiap bit sebanyak yang kami lakukan  ”.

Sea Shepherd Global mengatakan sularelawannya telah mendokumentasikan  di sembilan lokasi perburuan  secara terpisah, yang dikenal sebagai grindadrap dalam bahasa Faroese local,   sembilan aksi itu  menyumbang kematian 198 lumba-lumba putih Atlantik dan 436 paus pilot.   Sementara Pemerintah Kepulauan Faroe mengecam aktivitas Sea Shepherd dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email ke Fox News,     Perwakilan Sea Shepherd akan berusaha keras untuk membuat foto negatif tentang perburuan ikan paus Faroeses sebagai “biadap”, “jahat”, dan “gila” yang menggambarkan orang-orang Farisi sebagai “psikopat sadis”  ”,  hal itu tentunya akan membangkitkan amarah bagi penduduk di keepulauan Faroe.

Ratusan daging ikan yang mereka dapat tersebut mereka akan makan bersama-sama saat acara tersebut dan mereka bagi-bagikan pada turis yang datang tahun 2017  untuk dinikmati bersama bergembira serta diharapka akan memberikan spirit rohania tersendiri bagi nelayan disana sesuai tradisi mereka.   Sebagian daging yang berlebihan akan mereka olah dengan berbagai cara seperti  keringkan dan diasapin  untuk dapat dinikmati sepanjang tahun tersebut atau hingga pada pesta tradisi tahun berikutnya.



  "   POPULASI SATWA DI BUMI PUNYA BATAS PEMANFAATAN SUISTENABLE  "

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA