PULAU MIGINGO YANG KECIL DI DANAU VICTORIA JADI SENGKETA KENYA DAN UGANDA.

INFOKOMNOW.COM
byMcDonalDBiunG, 18/12/2018




DominikuSLegenD@     Mungkin kamu belum pernah mendengar sebuah Pulau kecil seluas sepertiga  lapangan sepak bola di dalam danau yang menjadi perselisihan dua Negara ?.   Pulau Migingo yang terletak di Danau Victoria danau terbesar di Benua Afrika, mengalami problem tersebut sejak 2009 hingga kini karena menjadi rebutan kepemilikan antara Kenya dan Uganda.  P Migingo yang berada di perairan danau yang hingga kini masih kaya ikan  menjadi pulau penghasil ikan Air Tawar di Afrika yang hasilnya di ekspor langsung ke Eropa.

 Kedua Negara Kenya dan Uganda  yang memperebutkan klaim kepemilikan dari pulau tersebut sejak 2009  karena  pulau tersebut memiliki hasil kayaan perairan/ikan yang banyak seperti ikan Nila Perch kegemaraan masyarakat Afrika.  Meski dalam situasi demikian penduduk Migingo yang berjumlah 131 orang (sensus 2009) dan sekarang diperkirakan 600 orang,   tetap melakukan aktivitas seperti biasa. 

Yang pertama mendiami  pulau ini 2  nelayan Kenya  tahun 1991, Dalmas Tembo dan George Kibebe,   saat pertama menetap di Pulau ini  banyak ditumbuhi tanaman liar, penuh burung dan Ular.  Setelah mengetahu bahwa perairan disini kaya akan ikan terutama ikan Nila Perch (Lates  niloticus)  sebanyak 60 nelayan  dari Kenya, Uganda dan Tanzani datang  menetap disini dan  berkembang seperti sekarang.   Sekilas Pulau kecil ini disesaki  nelayan dan pedagang ikan dengan rumah  kumuh  dari seng dan kayu.  Meskipun  komunitas kecil  akan tetapi Pulau Migingo  berisi  lima bar, salon kecantikan, apotek, beberapa hotel, bahkan sebuah rumah bordil.   Disisi lain kehidupan nelayan yang miskin dan penangkapan yang berlebihan yang mengancam SDA Danau Victoria masih terjadi. 

Berlimpahnya Nile Perch di perairan sekitar Pulau Migingo telah menyebabkan sengketa wilayah antara kedua negara - Uganda dan Kenya, yang keduanya mengklaim pulau Migingo.    Secara teknis, Pulau Migingo milik Kenya, berada di dalam perbatasan internasional negara dan juga tercatat di peta-peta dan dokumen resmi.   Namun tahun 2009, pemerintah Uganda mengklaim bahwa Pulau Migingo berada di perairan Uganda dan oleh karena itu ilegal bagi Kenya untuk menangkap ikan di sana. 

Sejarah Konplik Kenya dan Uganda atas pulau Migingo ini bermula,  Ketika perampok mengetahui bahwa penghasilan Nelayan P Migingo sekitar  $ 200 per bulan sekitar  2 atau 3 kali dari  pendapatan orang di Afrika Timur  dalam sebulan. Sehingga sekawan Perampok datang merampas, uang, ikan dan mesin-mesin mereka.  Para nelayan menyeru  pemerintah  untuk mengatasi problem tersebut dan Uganda yang pertama merespon akan hal itu tahun 2009 dengan mengirim polisi perairan kemudian secara bertahap mereka mengibarkan bendera dan mengeksploitasi warga pulau dengan berbagai kebijakan termasuk mengklaim wilayah perairan disitu.

Beberapa insiden yang sempat memancing tensi konflik  di kedua negara  atas pulau tersebut di mana polisi Kenya dilaporkan pernah mengangkat bendera Kenya di pulau tersebut.  Lalu, pasukan Uganda yang berada di pulau itu menurunkan bendera dan memperingatkan polisi Kenya yang ada di pulau itu untuk tidak melakukan upaya semacam itu lagi.    Tapi akhirnya tahun 2009 kedua negara (Kenya dan Uganda) sepakat membuat joint commission untuk mengatur pulau ini, dengan  kesepakataan  bahwa kepentingan nelayan Migingo harus dijamin dan jadi prioritas.

Pulau ini juga menjadi pusat kegiatan lebih dari 120 perahu nelayan yang membawa tangkapan mereka setiap pagi untuk ditimbang dan dijual ke pembeli. Setelah dibeli oleh perusahaan pengolahan ikan, ikan-ikan tersebut diangkut ke daratan Kenya, di mana ikan-ikan tersebut diekspor ke Uni Eropa dan seterusnya. Ekspor Nile Perch merupakan industri penting yang menghasilkan jutaan dolar bagi perekonomian Uganda, Kenya dan Tanzania.

Isaac Buhinza (22), salah satu nelayan Uganda di Migingo bercerita dirinya sejak kecil tidak pernah bersekolah   ia hanya belajar cara menangkap ikan dari ayahnya,  alasan yang membuat  Isaac mau jadi nelayan  karena  melihat temannya datang membawa aneka rupa-rupa barang setelah pergi menangkap ikan.   "  Teman saya pulang membawa aneka macam barang setelah pergi menangkap ikan.  Aku jadi ingin jadi seperti dia.  Aku tidak tahu pulau ini milik negara mana.  Aku hanya ingin tinggal di sini  ", Ujar SiDin Isaac.

Kehidupan Nelayan di Migingo terbilan keras,   jika lelaki pergi mencari ikan, maka tugas para wanita  adalah menjaga anak, dan juga membantu suami mengolah l tangkapan ikan  dan  mereka juga bertugas untuk memasak hidangan bagi para suami  sepulang pergi mencari nafkah.    Traveler bisa berkunjung ke pulau ini, tapi sebaiknya ditemani pemandu yang tahu betul kondisi masyarakat setempat sehingga tetap aman.



" KENEGARAAN YANG BAIK AKAN MENENTRAMKAN MASYARAKAT "
Said by DominicuSDuraNLegenD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA