KEPUNAHAN 28 RIBU SPESIES DARI MUKA BUMI, AKAN MENGURANGI JUMLAH DAN JENIS SATWA.
INFOKOMNOW.COM
byJoneDPringgoNDandI, 30/07/2019
byJoneDPringgoNDandI, 30/07/2019
SompULegenD@ International Union for Conservation of
Nature (IUCN) Organisasi Internasional untuk konservasi alam, telah mengeluarkan daftar terbaru spesies yang
terancam punah di seluruh dunia pada Kamis 18 Juli 2019. Yang lebih popular dengan sebutan IUCN Red
List daftar merah IUCN, menilai risiko kepunahan 106.000 spesies dan menemukan
lebih dari 28.000 di seluruh dunia terancam.
Pemberitaan
sebelumnya memperkirakan 1 juta spesies mengalami kepunahan, namun daftar yang
dikeluarkan oleh IUCN berdasarkan pada kriteria ketat yang menilai
masing-masing spesies. Daftar tersebut juga menjadi standar dunia untuk
mengetahui risiko kepunahan keanekaragaman hayati.
Dalam
daftar terbaru, sebanyak 105.732 spesies dikategorikan memiliki risiko
kepunahan yang rendah (least concern), kritis (critically endangered), hingga
punah (extinct). Daftar tersebut
menemukan setidaknya 27% dari jumlah spesies atau sekitar 28.338 spesies
mengalami risiko kepunahan, dan dapat disimpulkan terdapat 873 spesies punah
sejak tahun 1500. Angka ini mungkin
tampak kecil dibandingkan prediksi 1 juta spesies yang berisiko mengalami
kepunahan, namun daftar IUCN hanya mencakup 1% dari hewan, fungi, dan tanaman
di dunia. Ketika semakin banyak spesies
yang diikutsertakan, maka jumlah yang terancam tidak diragukan lagi akan
meningkat.
Saya
memimpin penilaian risiko kepunahan pada hiu dan pari untuk IUCN. Yang menjadi
perhatian khusus dalam daftar terbaru ini adalah kondisi buruk beberapa ikan
yang unik dan aneh, seperti ikan sejenis Hiu pari, yaitu wedgefishes dari
famili Rhinidae dan giant guitarfishes dari famili Glaucostegidae. Kedua famili
ini secara kolektif dikenal sebagai “ rhino ray ”. Lebih mencemaskan bahwa 15 dari 16 spesies
pari yang mirip hiu ini yang tersebar dari Australia hingga Atlantik Timur
masuk ke dalam kritis critically endangered atau satu langkah lagi menuju
kepunahan.
Australia
menjadi habitat dengan jumlah Hiu pari masih relatif terbanyak, ketimbang di kawasan Indo-Pasifik
(yang mencakup Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) dan Atlantik bagian timur. Keterancaman mereka tak lepas tingginya permintaan atas daging dan sirip mereka yang
dikonsumsi dan diperdagangkan seperti Hiu
dan pari lainnya yang menjadi sasaran para pemburu. Sirip putih dari rhino rays sangatlah mahal
dan bisa mencapai hampir US$1.000 atau Rp14 juta per kilogram. Penangkapan rhino ray untuk bagian tubuhnya
membuatnya mirip dengan badak (rhinoceros), tidak hanya kemiripan nama, tetapi
juga kondisi
Selain
wedgefish dan giant guitarfish, dua spesies dari kelompok pari yang mirip hiu
lainnya yang juga hampir punah, adalah clown wedgefish (Rhynchobatus cooki)
dari Indo-Melayu yang hanya terlihat sekali dalam lebih dari 20 tahun yaitu
ketika seorang peneliti lokal memotret spesimen mati di pasar ikan Singapura. Berikutnya adalah false shark ray
(Rhynchorhina mauritaniensis) yang diketahui hanya berasal dari satu lokasi, di
Mauritania, Afrika Barat, dan belum terlihat lagi keberadaannya sampai kini.
Peningkatan
aktivitas perikanan diduga memberikan dampak terhadap keberadaan ikan tersebut.
Jumlah kapal nelayan kecil di Mauritania sendiri meningkat dari 125 pada 1950
menjadi hampir 4.000 pada 2005. Hal ini
juga terjadi di negara tropis lainnya di Indo-Pasifik Barat, tempat sebagian
besar ikan-ikan tersebut ditemukan.
Indonesia
merupakan negara yang paling banyak menangkap hiu dan pari di dunia. Data menunjukkan adanya 88% penurunan
tangkapan dalam 10 tahun. Spesies ini
ditangkap secara berlebihan di Indonesia sehingga pemerintah Indonesia perlu
melindungi mereka sebelum mereka benar-benar punah. Perlindungan yang efektif bagi spesies yang
terancam punah meliputi upaya perlindungan spesies secara nasional, tata kelola
habitat, pengurangan tangkapan dan pembatasan perdagangan internasional untuk
spesies tersebut dan tidak akan ada solusi yang cepat dan mudah, semua
tergantung kepada tindakan yang efektif.
Tantangan
untuk menyelamatkan spesies ini menggambarkan tugas yang lebih besar dalam
mengatasi krisis kepunahan yang sekarang sedang kita hadapi. Tidak berbuat
apa-apa akan berujung kepada semakin hilangnya keanekaragaman hayati dan
akhirnya kehancuran ekosistem tempat manusia bergantung.
Reff.NGI, 24/07/2019
“ BUMI INDAH KARNA BANYAK MAHLUKNYA “
Said
by SompULegenD@
Komentar
Posting Komentar