MENIKMATI GELAPNYA MALAM SELAMA 65 HARI BERTURUT – TURUT DI KOTA UTGIAGVIK ALASKA USA.
INFOKOMNOW.COM
byIrkaBPiranhA, 29/09/2019
byIrkaBPiranhA, 29/09/2019
MbaHTenggilinGLegenD@ Mungkin sebagai warga Indonesia yang menetap
di bumi khatulistiwa kita patut bersyukur berada di daerah khatulistiwa, karena
kita memiliki waktu yang baik seperti memiliki waktu siang-malam yang sama lamanya
dan musim hujan dan kemarau yang sama. Tidak seperti di daerah lain yang
memiliki waktu yang tak seimbang seperti ada daerah yang memiliki waktu malam
16 jam dan waktu siang Cuma 8 jam atau yang lebih ekstrim lagi sperti di kota
UTGIAGVIK.
Menjelang
bulan Desember Alaska menjadi salah satu negara bagian AS yang wilayahnya sudah
mulai ditutupi oleh salju, bahkan di kota bernama Utqiagvik mengalami fenomena
yang terbilang cukup ekstrem, kota ini tidak akan terkena sinar matahari sekitar
65 hari kedepan berturut-turut. Warga
kota paling utara di AS ini terakhir kali menyaksikan matahari tenggelam di
2018 ini, pada Minggu 18 November 2018 waktu
setempat hingga muncul lagi pada 23 Januari 2019, matahari tidak muncul di kota
Utqiagvik karena kemiringan bumi yang menjauh dari matahari, sebagaimana
dikutip NusanTaRa.Com dari laman The Weather Channel, Kamis, 22 November 2018.
Kota
Utqiagvik di Alaska negeri bagian USA dihuni sekitar empat ribu penduduk, kota
yang berada di lingkar Arktik memiliki waktu malam selama lebih dari dua bulan
kota ini setipikal dengan kota di wilayah Arktik, sebagaiman dilansir Bored Panda,
Senin (10/6/2019). Utqiagvik disebut
sebagai wilayah paling berawan di Bumi, sehingga keadaan membuat suasana kota
terkesan gloomy hampir sepanjang hari. Kendati cuaca tak bisa dikatakan
sebegitu baik.
Sebagaimana
umumnya kota dikebanyakan area Lingkar Arktik, kota ini juga mengalami fenomena
matahari di tengah malam. Yaitu pada waktu-waktu tersebut kita akan mendapatkan
matahari akan bersinar 24 jam penuh dalam sehari bahkan kita dapat menyaksikan dengan
jelas Matahari di tengah malam ketika cuaca sedang bagus. Biasanya bakal banyak festival dan perayaan
demi menarik turis datang melihat fenomena waktu tak biasa ini. Tapi, kejadian
sama sekali terbalik terjadi ketika wilayah paling uatra Amerika Serikat ini
memasuki musim dingin.
Meski
kota di Lingkaran Arktik yang terletak di dekat Kutub Utara ini tidak akan tersinari matahari selama dua bulan
namun kota tersebut tak akan sepenuhnya gelap gulita seperti malam hari, karena
tetap akan ada cahaya yang cukup untuk melihat benda-benda yang ada di
luar. Faktanya, matahari yang berada di
enam derajat di bawah cakrawala masih memberikan cahaya yang cukup untuk
melihat benda-benda di sekitar.
Pada
tahun 2018 di kota ini matahari terakhir terlihat bersinar pada 18 November
lalu diikuti malam yang sangat panjang sampai kembli bertemu matahari terbit di
akhir Januari 2019, sebuah fenomena alami yang langka malam yang panjang dengan
udara bersalju. Ketika malam-malam
panjang ini berlangsung di musim dingin, penerangan di kota yang dulunya
bernama Barrow ini sangat minim. Membuatnya seolah jadi 'kota hantu' di tengah
negeri salju impian turis.
Bagi
kita warga Nusantara tentunya akan sangat merungsingkan !!!, tapi bagi warga Utgiagvik hal sesuatu yang sudah
biasa dengan keadaan ini sehingga tak pernah menjadi keluhan berarti dan ini
bermakna di kotaa ini bahwa pasokan listrik yang cenderung akan lebih besar selama 65 hari malam tersebut. Sebagai tujuan
wisata, ragam akomodasi bisa dengan mudah didapatkan di Utqiagvik. Di maktu ketika alam sangat panjang di
Utqiagvik, tak sedikit turis datang untuk mengalami sendiri fenomena ini dan
melanjutkan ketika matahari bisa bersinar selama 24 jam. Jadi, tertarikkah
untuk mampir?, ingat tak lama lagi Bulan November 2019 sebagai kalender rutin
musim itu.
“ IKLIM SUATU KOTA DITENTUKAN LETAK GEOGRAFISNYA “
Said by MbaHTenggilinGLegenD@
Mbah tenggilingnya Tumidi banget
BalasHapus