AMERIKA SORIKAT MENYEMPROTKAN PARTIKEL BELERANG DIOKSIDA Rp154,3 TRILIUN KE STRATOSFER TEKAN PEMANASAN
INFORMASINOW.COM
byTheGreaTBritteN, S e l a s a, 1 8 O k t o b e r 2 0 2 2
GurUDomonGLegendS@ Amerika Serikat berencana melakukan operasi
khusus untuk melawan pemanasan global
dengan Rencana mereka akan menyemprotkan partikel ke
stratosfer. Masalahnya operasi khusus
itu tidak akan murah karena diperkirakan akan membutuhkan biaya sebesar USD10 miliar atau setara Rp154,3
triliun per tahun agar mereka bisa menyemprotkan partikel tersebut ke lapisan
kedua atmosfer bumi itu setiap tahun yang mampu
menekan pemanasan global di bumi dan efek kerusakan bumi lainnya karena
gejala Aphelion ini.
Operasi khusus itu seakan terinspirasi dari film The
Matrix 4, film animasi itu menggambarkan
misi khusus yang dinamakan Operation Dark Storm. Di mana misi yang akan dijalankan Amerika Serikat di atmosfer bumi ialah atmasfer bumi disemprotkan dengan partikel-partikel khusus
guna mencegah terjadinya kerusakan di bumi. Bagi Amerika Serikat penyemprotan partikel di
stratosfer itu diyakini bisa membatasi sinar
matahari yang jatuh ke bumi yang diyakini mampu mengurangi dampak pemanasan
global yang semakin parah belakangan ini.
Disebutkan juga dalam rencana itu, jumlah semprotan dapat
disesuaikan setiap tahun untuk menjaga pemanasan global pada tingkat yang
direkomendasikan. Saat ini partikel yang
akan digunakan adalah belerang dioksida (SO2),
Belerang dioksida atau sulfur
dioksida merupakan polutan udara berbentuk gas yang terbuat dari belerang dan
oksigen. Saat digunakan belerang
dioksida bisa menciptakan kabut cerah yang memantulkan sinar matahari kembali
ke luar angkasa dam kemampuan memantulkan itu membuat belerang
dioksida jadi partikel sempurna untuk perjuangan Gedung Putih melawan pemanasan
global.
Presiden Amerika Joe Biden mendesak para pemimpin negara
tetangga untuk bersama-sama mencoba memangkas emisi metana. Hal itu, menurut
Biden, sebagai upaya untuk mencegah pemanasan global dan membangun momentum
menjelang Konferensi Perubahan Iklim (COP 26) yang akan berlangsung November
nanti. Pernyataan itu disampaikan Joe
Biden dalam event Major Economies Forum (MEF) yang digelar secara virtual.
Dalam pertemuan tersebut, salah satu topik diskusi merupakan kelanjutan dari
Earth Day Meeting pada April lalu, soal upaya Amerika untuk mengurangi emisi
gas rumah kaca dan memaksa negara lain melakukan upaya serupa untuk mencegah
pemanasan global.
" Langkah
tersebut tidak hanya kana menurunkan tingkay pemanasan global, tetapi juga
menghasilkan kenutngan sampingan seperti peningkatan kesehatan publik dan
penghasilan sektor agrikultur
", Ujar SiDin Joe Biden dengan Plabomoranya
(hebatnya), pada Jumat
(17/09/2021) lalu. Secara global,
emisi metana bertanggung jawab atas 30 persen pemanasan global sejak masa
pra-industri dan menurut berbagai pakar
dan PBB, memangkas emisi metana adalah cara tercepat untuk meredam pemanasan
global yang menningkat.
Jika pemangkasan emisi karbon tak segera dipangkas, WMO
mengatakan besar kemungkinan target Perjanjian Paris (Paris Agreement) tak akan
tercapai dimana diketahui bahwa target Perjanjian Paris adalah menekan suhu
global hingga di bawah 1,5 derajat Celcius pada 2050. Rata-rata suhu global pada lima tahun
terakhir adalah yang tertinggi dalam sejarah. Kurang lebih 1,06 hingga 1,2
derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Dengan angka tersebut, menurut
WMO, kemungkinannya 40 persen rata-rata suhu global pada lima tahun ke depan
mencapai 1,5 derajat Celcius lebih hangat.
Hanya saja biaya yang dihabiskan memang akan sangat
besar. Sebelumnya CNBC juga pernah melakukan hitung-hitungan mengenai perubahan
reflektifitas bumi. Menurut CNBC satu persen upaya pengurangan itu itu akan
menelan biaya USD500 juta atau sama dengan Rp7,7 triliun per tahun. "
Sekarang rencana yang disiapkan adalah USD10 miliar (Rp154,3 triliun)
per tahun untuk mendinginkan bumi sebanyak dua derajat Fahrenheit dan itu tidak
berlebihan mengingat pentingnya iklim bagi ekonomi dan manusia ",
Ujar SiDin Edward A Parson, Profesor of Environmental Law dari
University of California.
Chris Sacca, pendiri Lowercarbon Capital, mengatakan kepada CNBC bahwa belerang dioksida memiliki sifat reflektif, bukanlah partikel terbaik untuk disemprotkan ke atmosfer, ada teknik lain yakni pencerahan awan juga merupakan teknik yang sangat menjanjikan. Teknik yang dikenal sebagai Pencerahan Awan Laut, menambahkan garam laut ke langit di atas lautan yang membentuk awan yang menghalangi sinar matahari. Awan muncul ketika air terbentuk di sekitar partikel. Tidak seperti belerang dioksida, pencerahan awan laut hanya berlangsung selama beberapa jam dan membutuhkan lebih banyak partikel untuk menciptakan awan raksasa. " Tetapi jauh lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia ", Ujar SiDin Chriss Sacca dengan Soppengernya (Jumawanya).
“ Pemanasan Global saat ini adalah proses tembus sinaR ultra
violet yang melahirkan pemanasan tinggi “,
S a i
d b
y GurUDomonGLegendS@
Komentar
Posting Komentar