PEMILIH DI BANYAK NEGARA DILAPORKAN SKEPTIS TERHADAP DEMOKRASI DAN PEMILU

INFORMASINOW.COM

byFarhaMTukirmaN,       J  u  m  a  t,   1   7      M    e    i      2   0   2   4, 




Illustrasi Terkait Demokrasi

JanggOLatieFPolitisIAraBLegendS@  Demokrasi yang ada sekarang menurut para pemilih di banyak negara mengalami krisis kepercayaan terhadap demokrasi dan institusinya,  ini hasil sebuah survei yang dilakukan pengawas pemerintahan.   Survei menunjukkan gambaran suram pada tahun di mana lebih dari separuh populasi dunia menyelenggarakan pemilu.   Ketika Amerika Serikat, Inda, Inggris , dan Uni Eropa akan melakukan pemilu pada tahun 2024, laporan yang diterbitkan oleh Institut Internasional untuk Demokrasi dan Bantuan Elektoral (IDEA) memberikan gambaran suram mengenai persepsi kesehatan di banyak negara demokrasi. 

Sebagaimana hasil yang dikutip dari Reuters, menunjukkan bahwa pemilih di 11 dari 19 negara yang disurvei, termasuk Amerika Serikat dan India, kurang dari separuh masyarakatnya percaya bahwa pemilu baru-baru ini berlangsung bebas dan adil.   Hanya pemilih di Denmark yang percaya bahwa pengadilan selalu atau sering memberikan akses terhadap keadilan, sementara di 8 dari 19 negara, lebih banyak orang yang berpandangan positif terhadap pemimpin kuat yang tidak perlu repot dengan parlemen atau pemilu dibandingkan yang berpandangan tidak mendukung.

“  Negara-negara demokrasi harus menanggapi skeptisisme masyarakat, baik dengan memperbaiki tata kelola pemerintahan maupun dengan memerangi budaya disinformasi yang semakin berkembang yang telah mendorong tuduhan palsu terhadap pemilu yang kredibel  ”,   Ujar SiDin Kevin Casas-Zamora,  Sekretaris Jenderal International IDEA.  Kemungkinan Ganal  pemilihan presiden AS tahun 2024 akan mempertemukan petahana dari Partai Demokrat, Joe Biden, yang akan kembali berhadapan dengan mantan presiden Donald Trump, yang mengeklaim adanya penipuan pemilih yang meluas ketika ia kehilangan kursi kepresidenan pada tahun 2020. 

Hampir separuh negara di dunia mengalami penurunan kekuatan demokrasi, sebuah lembaga pemikir internasional mengatakan pada Kamis (2/11/2023).    Dalam laporan tahunannya, Institut Internasional untuk Demokrasi dan Bantuan Pemilu (IDEA) mengatakan bahwa 85 dari 173 negara yang disurvei mengalami penurunan setidaknya pada satu indikator utama kinerja demokrasi dalam lima tahun terakhir. 
Kemunduran tersebut meliputi pemilu yang cacat hingga hak-hak yang dibatasi, termasuk kebebasan berekspresi dan hak berkumpul, kata badan pengawas yang berbasis di Stockholm. 
Variabel lainnya termasuk keterwakilan, partisipasi, dan supremasi hukum,  laporan tersebut menyebutkan, penurunan kesetaraan kelompok sosial di Amerika Serikat, kebebasan pers di Austria, dan akses terhadap keadilan di Inggris sebagai contoh perkembangan yang memprihatinkan,   “  Singkatnya, demokrasi masih dalam masalah, stagnan, dan menurun di banyak tempat  ”,  Ujar SiDin Kevin Casas-Zamora dengan Plabomoranya (Hebat).
 
Meskipun Eropa masih menjadi kawasan dengan kinerja tertinggi, beberapa negara demokrasi mapan termasuk Austria, Hongaria, Luksemburg, Belanda, Polandia, Portugal, dan Inggris sedang mengalami kemunduran.    Sementara itu, negara-negara seperti Azerbaijan, Belarus, Rusia, dan Turkiye memiliki kinerja jauh di bawah rata-rata Eropa,   “  Ini adalah tahun keenam kita melihat lebih banyak negara mengalami kemunduran demokrasi dibandingkan perbaikan  ”,   Ujar SiDin Michael Runey  petugas program IDEA, 

“  Kami juga melihat penurunan di negara-negara demokrasi yang secara historis memiliki kinerja tinggi di Eropa, Amerika Utara, dan Asia  ",  Ujar SiDin Michael Runet menambahkan,  serta menambahkan penurunan kinerja demokrasi harus dilihat bersamaan dengan krisis biaya hidup, perubahan iklim, dan invasi Rusia ke Ukraina, yang menimbulkan tantangan besar bagi para pemimpin terpilih. 

Survei tersebut menunjukkan bahwa hanya 47 persen responden di AS menyatakan keyakinannya bahwa negara tersebut memiliki proses pemilu yang kredibel.  Pemilihan parlemen Eropa yang berlangsung pada bulan Juni dapat memberikan keuntungan besar bagi kelompok sayap kanan.   Hal ini berdampak pada kebijakan mulai dari dukungan terhadap Ukraina dalam perang melawan invasi besar-besaran Rusia hingga langkah-langkah untuk mengatasi perubahan iklim.

Pada bulan Februari lalu, parlemen mengecam apa yang mereka sebut sebagai upaya Rusia untuk melemahkan demokrasi Eropa.   Survei tersebut, yang dilakukan antara Juli 2023 dan Januari 2024, menyurvei sekitar 1.500 orang di 19 negara,  ini  sudah termasuk Brazil, Chile, Kolombia, Gambia, Irak, Italia, Lebanon, Lithuania, Pakistan, Romania, Senegal, Sierra Leone, Korea Selatan dan Tanzania.

Demokrasi dalam pengertian umum


"  Demokrasi asas kehidupan bernegara yang saling menghargai manusia  ",  
S     a     i     d       b    y         JanggOLatieFPolitisIAraBLegendS@




Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA