MALANA GANJA TERBAIK DI DUNIA, DESA KECIL DI INDIA, SURGA LADANG GANJA INDIA SEJAK RATUSAN TAHUN DI KAKI GUNUNG HIMALAYA

INFORMASINOW.COM   

byLaCappotttA,       M   i   n   g   g   u,      1    4       J     u     l     i       2    0    2    4



 

Malana di Himalaya desa penghasil Ganja terbaik di dunia

NyonyALookoKNyandUChinALegendS@    Malana sebuah desa kecil di pegunungan Himalaya,  sejak ratusan tahun yang  lalu  warga desa  ini telah membudidayakan tanaman   ganja sebagai sumber pemasukan utama  dan  kini  tanaman ini membuat Malana  telah melegenda dan mendunia  di kalangan penggemar mariyuana atau ganja dengan kekhasan produknya.   Desa tua yang berada di wilayah Himachal Pradesh, India Utara ini menjadi ladang pertaruhan untuk Pemerintah India yang tengah berperang melawan charas, getah ganja berwarna hitam yang membuat nama Malana mendunia.

Desa kuno Malana, sebuah desa yang terpencil dan bersejarah, terletak di dekat Gunung Himalaya dan dijuluki sebagai desa ganja termahal di dunia, Bukan sekadar tempat tumbuhnya ganja, Malana juga terkenal dengan produk ekspornya yang bernama Malanagreen, yang beberapa kali meraih penghargaan.    Lebih jauh lagi  Ganja telah menjadi bagian dari budaya kehidupan  di Malana selama tiga dekade terakhir  dan  telah  menjadi salah satu sumber  pencaharian dan  pendapatan utama bagi penduduknya.

Ganja Malana terhebat di dunia
Meski  sejak  tahun 1985, pemerintah India telah melarang adanya peredaran ganja.   Kepemilikan satu kilogram charas, misalnya, akan dihukum setidaknya 10 tahun penjara,  padahal  sebelumnya penjualan charas dan opium ini legal pada masa kolonialisme Inggris.     Karena   charas adalah bagian tak terpisahkan dari budaya dan ritual kaum Saiwa,  yaitu komunitas agama terbesar kedua di India,   sehingga  penduduk di  bagian  utara India, termasuk Desa Malana, telah menanam ganja selama ratusan tahun sebagai kebutuhan ritual mereka.

Bagi masyarakat India khususnya Malana,   tanaman mariyuana yang telah ditanam sejak ratusan tahun itu telah  menjadi   bagian dari tradisi mereka.   Apalagi ganja adalah satu-satunya produk agrikultur yang bisa mereka tanam di lahan tandus Pegunungan Himalaya dengan cuaca yang ekstrem.    Pemerintah setempat telah mengimbau warga setempat agar memindahkan lahan ganjanya ke tempat yang lebih terpencil, agar tidak diketahui masyarakat luas.   Bahkan, politisi lokal mendesak pemerintah pusat untuk mencari pendekatan lain dan serius menyediakan lapangan kerja yang lebih baik untuk penduduk yang akan terdesak pencaharuian mereka jika larangan berkuat kuasa tegas.

Meski demikian  bisnis ganja di Malana tak kunjung surut.   Semakin banyak turis lokal dan asing yang datang ke desa ini untuk menjajal  dan menikmati  sensasi  getah ganja yang tergolong berkualitas paling baik di dunia.   Mereka juga tak ketinggalan membeli produk sampingannya yang terpopuler,  yakni malana cream, minyak getah ganja yang dibuat dari tanaman berbibit unggul yang memberi cita rasa khas Malana tersendiri.

Banjirnya konsumen akan produk – produk Malana  telah mengubah kehidupan desa lebih baik.   Pada 2016, pemerintah lokal memperkirakan terdapat 240 hektare lahan ganja dengan hasil panen mencapai 12.000 kilogram  dengan  jumlah aslinya diyakini jauh lebih tinggi, mengingat banyaknya lahan tersembunyi di kaki-kaki gunung yang sulit dicapai oleh aparat keamanan.     Desa Malana juga memiliki sejumlah tradisi yang harus ditaati oleh  wisatawan yang berkunjung ke wilayahnya  seperti   setiap wisatawan dilarang bersentuhan dengan penduduk, maupun barang-barang pribadi milik mereka tanpa izin.

Ganja telah menimbulkan persoalan sosial-budaya   dan  karena itulah beberapa tahun silam, petinggi desa Jamdagni ishi - yang secara lokal dijuluki Jamlu Devta dan merupakan orang bijak dalam mitologi Hindu - mengharuskan semua penginapan di seluruh desa harus tutup, dan desa hanya terbuka bagi orang luar di siang hari saja.   Jamlu Devta merupakan sosok pemimpin penting dalam pemerintahan desa, yang membuat bingung para peneliti dan pendatang yang tidak dapat memahami bagaimana bentuk pemerintahan yang begitu maju bisa hadir di wilayah pedesaan Himalaya yang terpencil.

Meskipun begitu, penduduk Malana juga dikenal memiliki sikap ramah, tetapi mereka tidak menyukai bersentuhan dengan masyarakat luar. Bahkan, para penjaga toko akan meminta pembeli meletakkan uang dan barang-barang di meja konter, sehingga tak  akan ada kontak fisik.    Bila terjadi kontak fisik dengan turis, penduduk itu sontak akan bergegas mandi. Rupanya, aturan tersebut berlaku karena penduduk setempat menganggap diri mereka adalah keturunan Aleksander Agung,  Raja Kekaisaran Makedonia.

Hal itulah yang membuat penduduk merasa derajat yang  mereka  miliki lebih tinggi dari masyarakat non Malana.   Dalam kesehariannya, penduduk Desa Malana menggunakan bahasa Kanashi,  bahkan lebih jauh lagi banwa para turis dilarang menggunakan atau mempelajari Kanashi, bahasa yang dianggap sakral bagi penduduk sekitar.   Meski begitu, untuk mencapai desa  Malana  ini bukanlah perjalanan yang sangat mudah.   Wisatawan harus melewati jalan berliku yang terdapat di punggung bukit Lembah Kulu sebelum tiba di lokasi, dan setibanya di desa ini perlu diketahui bahwa wisatawan tidak sembarang untuk berinteraksi dengan penduduk setempat .

Desa Malana India di Kaki gunung Himalaya peladang Ganja

 

 

  Ganja perusak kepribadian generasi tapi tradisi tertentu sangat dekat  “,     

S      a       i      d          b    y               NyonyALookoKNyandUChinALegendS@

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA