BOCAH DI NUNUKAN HILANG SAAT BERBURU DI HUTAN, KAKEKNYA DI TEMUKAN TEWAS.



INFOKOMNOW.COM
bySauDRosadI, 21/7/2018


SiOmonG.       Bayu, bocah laki-laki yang baru berusia 9 tahun dilaporkan hilang di dalam hutan di Desa Labuk, Sembakung, Nunukan, Kalimantan Utara, saat pergi memasang jerat untuk berburu.   Tim Basarnas yang diturunkan begitu mendapat laporan langsung blusukan masuk ke dalam hutan, mencari korban dibantu keluarga, para warga masyarakat dan kepolisian.

Sebagaimana kebiasaan sebagian masyarakat Sembakung yang suka berburu hewan di hutan sekitar kampung mereka baik menggunakan Senapan, Sumpit atau memasang jerat.  Maka Bayu diketahui pergi bersama kakeknya  Putilik (60) untuk melaksanakan kebiasaan mereka tersebut, dengan memasuki hutan sekitar pukul 08.00 WITA, Senin (16/7) pagi.   Tapi keluarga menjadi risau mana kala hingga sore hari  keduanya tak kunjung pulang.   Keluarga yang merasa khawatir pergi bergegas mencari mereka berdua ke dalam hutan. 

Dalam pencarian keluarga tersebut mereka  menemukan Putilik yang telah tewas, sekitar pukul 00.00 WITA, Selasa (17/7) dini hari. Namun Tim pencari menjadi resa manakal Bayu tidak terlihat disekitar lokasi tersebut.  Dua jam kemudian  jasad si Nenek telah dievakuasi ke rumah duka.


Kehilangan Bayu beredar di media sosial, dan kemudian terdengar hingga ke kepolisian dan Basarnas di Nunukan.  Pencarian pun masih dilakukan hingga  hari ini  memasuki hari ketiga pencarian korban yang hilang.   Tim bergerak hingga menelusuri hutan belantara, dengan berjalan kaki 5-10 kilometer. Areal pencarian cukup jauh luas. Untuk memudahkan pencarian, SAR dibagi menjadi dua tim, dimulai dari titik awal penemuan jasad kakek Putilik.

"  Untuk pencarian korban, tim terbagi menjadi 2 tim. Ada tim darat, dan tim sungai  ", Ujar SiDin Octavianto  Kasi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kaltim-Kaltara, Jumat (20/7) petang.   Sekira pukul 15.00 WITA sore ini tadi, tim darat menemukan jejak kaki manusia,   "  Diperkirakan, jejak kaki itu adalah kaki korban. Tim terus menelusuri jejak kaki itu  ", Ujar SiDin  Octavianto.


Pencariaa Bocah Hilang
Di sela penelusuran jejak kaki itu, tim juga mencium aroma tak sedap.  Sehingga Tim pencari menjadikan jejak tersebut sebagai petunjuk pencarian namun sayang sekali  penelusuran jejak kaki dan aroma tak sedap itu belum dapat membuahkan hasil.   "  Aroma tak sedap itu menghilang karena mungkin terbawa angin  ",  Ujar SiDin  Octavianto.


Beruntung, di tengah pencarian, sinyal selular masih bisa didapat meski hanya sesekali, dan sangat terbatas. Tim SAR membekali diri dengan telepon satelit untuk keperluan darurat. Sampai hari ketiga ini, pencarian belum berbuah hasil, dan dilanjutkan Sabtu (21/7) pagi.  Sehingga kini sebab meninggalnya Nenek Putilik tersebut belum dapat dipastikan penyebabnya.
drMerdeka.Com


"  BERBURU KEHUTAN MENEMUKAN KENIKMATAN TAPI DAPAT JUGA BAHAYA  "

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA