PENCULIKAN ANAK SEKOLAH DI KAMERUM MENJADI-JADI, 79 ANAK DI CULIK DARI SEKOLAH
INFORMASINOW.COM
byBatiSKambinG, K a m i s,
0 8 N o v e m b e r 2 0 1 8
Murit sekolah target Penculikan
AbDUmaRTimoRKUDLegendS@
Pihak berwenang di Kamerun tengah mencari lebih dari 80 siswa dan staf
yang diculik dari sebuah sekolah pada Senin pagi. Sedikitnya 79 siswa dan tiga staf sekolah
diculik dari Sekolah Menengah Presbiterian Nkwen di Bamenda, ibu kota daerah
barat laut yang bermasalah, menurut Associated Press. Anak-anak yang menjadi
korban penculikan berusia sekitar 11 hingga 17 tahun.
" Sangat disayangkan ini terjadi, bahwa 79 anak
kami dan tiga staf mereka dapat dijemput oleh teroris ",
Ujar SiDin Deben Tchoffo Gubernur wilayah barat laut, " Kami telah meminta militer kami untuk
melakukan segalanya dan membawa kembali anak-anak dalam kondisi hidup ", Ujarnya menambahkan disitir dari
ABCNews.go, Rabu (07/11/2018).
Pada hari
Senin, sebuah video dirilis di media sosial yang diklaim menunjukkan sekelompok
anak laki-laki yang diculik dari sekolah menengah. Dalam video itu, mereka menyebut diri mereka
"anak laki-laki Amba", mengacu pada negara Ambazonia yang berbahasa
Inggris yang terkunci dalam perjuangan kemerdekaan dengan pemerintah
Kamerun. Sementara keaslian video belum
dikonfirmasi, Associated Press melaporkan bahwa orang tua mengenali anak-anak
mereka dari rekaman tersebut.
Gubernur
daerah itu, Adolphe Lele L’Afrique, mengklaim bahwa milisi separatis berada di
balik penculikan tersebut. Tentara
Kamerun saat ini tengah melakukan pencarian yang luas untuk anak-anak yang diculik. Kelompok hak asasi manusia dengan cepat
mengecam aksi penculikan itu. Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan
Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengutuk penculikan itu, "
Tidak ada pembenaran untuk kejahatan-kejahatan ini terhadap warga sipil,
terutama anak di bawah umur ", Ujar SiDin Dujarric.
Direktur
regional UNICEF untuk Afrika Barat dan Tengah, Marie-Pierre Poirier, mengatakan
bahwa dia sangat prihatin atas insiden itu,
" Serangan terhadap sekolah
adalah pelanggaran hak anak dan sekolah harus menjadi tempat yang aman dan
dilindungi setiap saat ", Ujar SiDin Poirier dengan Plabomoranya
(hebatnya) dalam sebuah pernyataan. " UNICEF prihatin dengan eskalasi konflik di
wilayah Barat Laut dan Barat Daya Kamerun dan menyerukan kepada semua pihak
untuk mengizinkan akses kemanusiaan kepada orang-orang yang membutuhkan di daerah-daerah
yang terkena dampak ", Ujar SiGaluH Marie-Pierre Laji.
Kamerun
telah dipengaruhi oleh ketegangan sektarian sejak pemungutan suara pada tahun
1961 menyatukan utara dan selatan negara itu. Laporan terbaru PBB mengatakan bahwa ada sekitar
437 ribu pengungsi internal di wilayah barat daya dan barat laut Kamerun, yang
telah terkena dampak paling keras oleh ketegangan antara minoritas berbahasa
Inggris di negara itu dan mayoritas yang berbahasa Prancis.
" Pada bulan November 2017, krisis
sosio-politik semakin diterjemahkan ke dalam ketidakamanan dan kekerasan
bersenjata ", Cakap laporan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan
(05/2018). " Sejak itu, eskalasi ketegangan dan
meningkatnya permusuhan antara kelompok bersenjata non-negara dan pertahanan
serta pasukan keamanan telah memicu kebutuhan bantuan kemanusiaan di dua
wilayah, terkait dengan perpindahan internal yang signifikan ",
Sambung laporan itu.
Salah satu bidang utama yang terkena dampak krisis kemanusiaan adalah pendidikan, karena konflik telah berdampak pada 40 sekolah dan 42.500 anak usia sekolah hak atas pendidikan, menempatkan anak-anak pada risiko yang lebih besar dari eksploitasi, pekerja anak, pernikahan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan, PBB melaporkan. Ada persepsi umum bahwa sekolah akan menjadi sasaran serangan, tambah laporan itu.
“ Bencana kemanusia menjadi sangat parah bila
merembes ke Generasi muda penerus bangsa
“,
S a i d b y
AbDUmaRTimoRKUDLegendS@
Komentar
Posting Komentar