JENDERAL QASEM SOLEIMANI TEWAS OLEH SERANGAN BOM USA DI IRAK.
INFOKOMNOW.COM
byMuhammaDNunukaN, 04/01/2020
Selama perang dengan Irak dalam kurun waktu 1980 hingga 1988, Garda Revolusi Iran sukses meraih kekuatan politik dan ekonomi, dalam kondisi perang itu Soleimani pemuda dari tenggara pegunungan Iran membentuk karakternya. Popularitasnya muncul di hadapan publik yang menunjukkan dirinya memiliki intervensi dalam konflik Suriah sejak 2013 semisal foto-foto medan perang, dokumenter, dan bahkan ditampilkan dalam video musik dan film animasi.
Para pemimpin Barat melihatnya sebagai pusat hubungan Iran dengan kelompok-kelompok milisi termasuk Hizbullah Lebanon dan Hamas Palestina. Bagian dari bandingnya adalah saran dia mungkin menjembatani kesenjangan sosial Iran yang pahit tentang masalah-masalah seperti aturan pakaian hijab yang ketat, " Jika kita terus menggunakan istilah seperti 'jilbab buruk' dan 'jilbab baik', reformis atau konservatif lalu siapa yang tersisa ? ", Ujar SiDin Soleimani dalam pidatonya untuk memperingati Hari Masjid Sedunia pada 2017.
Sebelumnya pembunuhan itu, pada malam tahun baru milisi Syiah dan pendukungnya menyerbu kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad namun tak ada yang terbunuh dan Trump menyebut Iran harus bertanggung jawab atas tindakan tersebut, " Mereka akan bertanggung jawab penuh ", Ujar SiDin Trump via akun Twitter-nya. Serangan udara pada Jumat pagi itu tidak hanya menewaskan Soleimani semata. Komandan Milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas.
Juru Bicara Garda Revolusi Iran Ramezan Sharif melontarkan ancaman itu melalui televisi nasional Iran, Jumat (3/1/2020), “ Garda Revolusi, bangsa Iran yang bijaksana dan front perlawanan di dunia Muslim yang membentang luas akan membalas tumpahnya darah syuhada ini [Soleimani] ”, Ujar SiDin Ramezan Sharif. Sementara Menteri Pertahanan Iran Hatami mengatakan, “ Balas dendam yang menghantam akan kami lakukan untuk pembunuhan tidak adil terhadap Soleimani. Kami akan membalas semua yang terlibat dan bertanggung jawab atas pembunuhan itu ”.
Atas tewasnya Jenderal Qassem Soleimani akibat serangan udara tentara AS di Irak telah mengiklankan secara resmi sayembara berhadiah hingga US$80 juta untuk kepala Donald Trump pada saat penyiaran permakaman Jenderal Soleimani. Adapun hadiah sayembara itu disebutkan demi menegakkan keadilan atas pembunuhan Jenderal Soleimani, disebutkan tak terkecuali, siapa pun yang bisa menewaskan Presiden AS Donald Trump akan berhak untuk setiap dollar yang dikumpulkan di Iran mewakili penduduk negara itu.
" Kadang kekuatan membuat kita lemah "
Said by LaTapALegendS@
byMuhammaDNunukaN, 04/01/2020
LaTapALegendS@ Qasem Soleimani, pemimpin Pasukan Quds, sayap eksternal Garda pengawal Revolusi Iran tewas dalam serangan udara Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020) waktu setempat. Sejumlah analis bahkan menilai Soleimani dinilai seorang jenderal yang disegani di Iran dan Amerika serta memiliki pengaruh diplomatik yang lebih besar ketimbang Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif, hingga ada anggapan, jangan-jangan jenderal kelahiran Kerman itu berniat menjadi Presiden Iran.
Memiliki perawakan yang ' mungil ' dan tenang, tapi Soleimani dianggap sebagai salah satu jenderal terkemuka di Timur Tengah oleh pihak AS dan sekutu. Selaku pemimpin Garda Revolusi Iran, pria 62 tahun itu memikul tanggung jawab atas operasi rahasia Iran di luar negeri seperti memperluas jangkauan militer Iran ke Suriah dan Irak dan beliau dianggap Sosok memiliki keterlibatan langsung dalam pembicaraan tingkat atas menyoal pembentukan pemerintah Irak.
Karier kemiliteran Soleimani dimulai tak lama setelah Revolusi Iran pada tahun 1979 bahkan beliau turut serta dalam pembentukan Republik Islam Iran. Dia juga memimpin operasi eksternal Pasukan Quds untuk Para Pengawal yang menggunakan pengaruh regionalnya secara terbuka sejak 2018. " Lebih dari siapapun, Soleimani bertanggung jawab atas penciptaan 'arc of influence' atau 'axis of resistance' yang membentuk dari Teluk Oman melalui Irak, Suriah, dan Lebanon ke pantai timur Laut Mediterania ", Ujar SiDin Ali Soufan eks agen FBI.
Memiliki perawakan yang ' mungil ' dan tenang, tapi Soleimani dianggap sebagai salah satu jenderal terkemuka di Timur Tengah oleh pihak AS dan sekutu. Selaku pemimpin Garda Revolusi Iran, pria 62 tahun itu memikul tanggung jawab atas operasi rahasia Iran di luar negeri seperti memperluas jangkauan militer Iran ke Suriah dan Irak dan beliau dianggap Sosok memiliki keterlibatan langsung dalam pembicaraan tingkat atas menyoal pembentukan pemerintah Irak.
Karier kemiliteran Soleimani dimulai tak lama setelah Revolusi Iran pada tahun 1979 bahkan beliau turut serta dalam pembentukan Republik Islam Iran. Dia juga memimpin operasi eksternal Pasukan Quds untuk Para Pengawal yang menggunakan pengaruh regionalnya secara terbuka sejak 2018. " Lebih dari siapapun, Soleimani bertanggung jawab atas penciptaan 'arc of influence' atau 'axis of resistance' yang membentuk dari Teluk Oman melalui Irak, Suriah, dan Lebanon ke pantai timur Laut Mediterania ", Ujar SiDin Ali Soufan eks agen FBI.
Selama perang dengan Irak dalam kurun waktu 1980 hingga 1988, Garda Revolusi Iran sukses meraih kekuatan politik dan ekonomi, dalam kondisi perang itu Soleimani pemuda dari tenggara pegunungan Iran membentuk karakternya. Popularitasnya muncul di hadapan publik yang menunjukkan dirinya memiliki intervensi dalam konflik Suriah sejak 2013 semisal foto-foto medan perang, dokumenter, dan bahkan ditampilkan dalam video musik dan film animasi.
Para pemimpin Barat melihatnya sebagai pusat hubungan Iran dengan kelompok-kelompok milisi termasuk Hizbullah Lebanon dan Hamas Palestina. Bagian dari bandingnya adalah saran dia mungkin menjembatani kesenjangan sosial Iran yang pahit tentang masalah-masalah seperti aturan pakaian hijab yang ketat, " Jika kita terus menggunakan istilah seperti 'jilbab buruk' dan 'jilbab baik', reformis atau konservatif lalu siapa yang tersisa ? ", Ujar SiDin Soleimani dalam pidatonya untuk memperingati Hari Masjid Sedunia pada 2017.
Sebelumnya pembunuhan itu, pada malam tahun baru milisi Syiah dan pendukungnya menyerbu kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad namun tak ada yang terbunuh dan Trump menyebut Iran harus bertanggung jawab atas tindakan tersebut, " Mereka akan bertanggung jawab penuh ", Ujar SiDin Trump via akun Twitter-nya. Serangan udara pada Jumat pagi itu tidak hanya menewaskan Soleimani semata. Komandan Milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas.
Juru Bicara Garda Revolusi Iran Ramezan Sharif melontarkan ancaman itu melalui televisi nasional Iran, Jumat (3/1/2020), “ Garda Revolusi, bangsa Iran yang bijaksana dan front perlawanan di dunia Muslim yang membentang luas akan membalas tumpahnya darah syuhada ini [Soleimani] ”, Ujar SiDin Ramezan Sharif. Sementara Menteri Pertahanan Iran Hatami mengatakan, “ Balas dendam yang menghantam akan kami lakukan untuk pembunuhan tidak adil terhadap Soleimani. Kami akan membalas semua yang terlibat dan bertanggung jawab atas pembunuhan itu ”.
Atas tewasnya Jenderal Qassem Soleimani akibat serangan udara tentara AS di Irak telah mengiklankan secara resmi sayembara berhadiah hingga US$80 juta untuk kepala Donald Trump pada saat penyiaran permakaman Jenderal Soleimani. Adapun hadiah sayembara itu disebutkan demi menegakkan keadilan atas pembunuhan Jenderal Soleimani, disebutkan tak terkecuali, siapa pun yang bisa menewaskan Presiden AS Donald Trump akan berhak untuk setiap dollar yang dikumpulkan di Iran mewakili penduduk negara itu.
" Kadang kekuatan membuat kita lemah "
Said by LaTapALegendS@
Komentar
Posting Komentar