SEKILAS SEJARAH ASAL USUL CELANA DALAM YANG MULAI DIPAKAI SEJAK 7000 TAHUN SILAM.


INFOKOMNOW.COM
byMapiroHBorrA,    11/02/2020




MamAAncaILegendS@   Saat berpakaian, celana dalam jadi busana pertama yang kamu kenakan setiap hari,  meski berukuran kecil, celana dalam berperan penting dalam menjaga kesehatan organ intim manusia.   Dan sekarang busana ini menjadi ukuran budaya dan moral suatu kaum bahkan menjadi satu busana romantika dalam kehidupan, sehingga tak ayal busana ini untuk memenuhi akan kebutuhan tersebut lahir dalam berbagai model dan bahan yang dulu cuman dari kulit dan hanya terlilit.  Tapi tahu kah kita dimana bermula budaya Celana Dalam ini ?.

Celana dalam membantu melindungi organ genital manusia dari gesekan pakaian (bisa menyebabkan lecet), menjaga kebersihan (paparan kuman atau bakteri),  menjaga etika budaya, serta memberi kenyamanan dan rasa aman bagi pemakainya, kata LaDollah sayang dong !!!.   Mengenakan pakaian dalam setiap hari, tahukah kamu bahwa kesadaran untuk menutupi dan melindungi kemaluan sudah dilakukan manusia sejak 7.000 tahun yang lalu  ?, dan ternyata budaya ini sudah cukup lama juga.

 Manusia zaman prasejarah mengenakan pakaian berupa kulit untuk menutupi kemaluannya, namun pada masa itu, kulit tersebut jadi satu-satunya busana yang menutupi tubuh, penggunaan celana dalam atau cawat (sebagai pelapis sebelum berpakaian) kala itu pertama kali dilakukan pada era Firaun di Mesir. Khususnya oleh kaum perempuan.  Pada masa itu, perempuan Mesir menggunakan kain panjang yang dililit sedemikian rupa untuk menutupi area selangkangan dan bokong,  berguna untuk menjaga kemaluan agar tak lecet, juga menjaganya tetap bersih dari berbagai pengotor.

Sehingga banyak  kalangan yang berspekulasi bahwa lilitan mumi Mesir tersebut  menjadi sumber inspirasi terciptanya celana dalam yang berkembang hingga kini dalam berbagai type.   Ribuan tahun kemudian, celana dalam masih jadi barang mewah yang belum bisa didapat semua orang,   yang mengenakan celana dalam hanyalah kaum elit, seperti raja, ratu, hingga bangsawan karena bahan untuk membuatnya masih sulit seperti bahan katun atau wol yang masih berharga mahal dan kulit agak sulit.

Orang Romawi kuno juga mengenakan celana dalam, yang dikenal dengan nama  “ Subligaculum “. Subligaculum sendiri berupa kain linen/katun yang dililitkan untuk menutupi area bokong dan dikencangkan menggunakan sabuk besi.  Hingga pada era Perang Dunia 1, Amerika menciptakan celana dalam berbahan katun yang simpel dan berpinggang karet, khusus untuk memudahkan tentaranya ketika berperang. Kala itu, sekutu sudah mengenakan celana dalam berbentuk segitiga, ada pula yang mengenakan boxer.

Era 90-an jadi masa keemasan celana dalam. Pada dekade ini, celana dalam menjelma jadi item fashion yang bernilai komersil  dengan wujutnya merek dagang produk ini,   merek fashion terkemuka seperti Calvin Klein dan Victoria's Secret jadi produsen pakaian dalam terbesar dunia.   Ekpslorasi bentuk dan jenis pakaian dalam pun sudah beragam,  apatah lagi Bahannya tak lagi menggunakan katun semata bahkan ada yang terbuat dari sutra, satin, renda, bahkan tulle transparan yang super seksi ujar LaDollah. 

Fungsi celana dalam pun mulai bergeser dan tak hanya mementingkan aspek kenyamanan semata,  muncul thong, g-string, bikini, tanga, dan masih banyak lagi, harganya pun meroket  tajam.   Sebuah celana dalam rancangan desainer ternama bisa dijual jutaan hingga belasan juta rupiah sayang LaDollah gituloh,  So bercelana dalam menjadi ukuran etika dan budaya seseorang yang tentunya berbeda untuk setiap daerah dan masyarakat.
drKumparan-15Januari2018.



  Nilai tertinggi dalam hidup adalah moral 
Said by MamAAncaILegendS@

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA