USA DAN RUSIA AKAN MEMBAHAS KONTROL SENJATA NUKLIR HINGGA UKRAINA DI AWAL 2022
INFORMASINOW.COM
byGreaTBritteN, R a b u, 2 9 D e s
e m b
e r 2 0 2 1
OmRourinGManadOLegendS@ Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan
mengadakan dialog pada awal bulan Januari tahun depan, membahas pengendalian
senjata nuklir dan ketegangan yang meningkat atas situasi militer di sekitar
Ukraina. " Amerika Serikat berharap untuk berdialog
dengan Rusia ", Ujar seorang juru bicara Dewan Keamanan
Nasional AS, Senin (27/12/2021) dan
menambahkan, " Ketika kita duduk untuk berbicara, Rusia
dapat memberitahukan persoalannya dan kami juga akan memberitahukan persoalan
kami atas kegiatan Rusia ".
Pertemuan bilateral yang direncanakan diadakan pada
tanggal 10 Januari itu akan berlangsung di bawah inisiatif Dialog Keamanan
Strategis, yang dimulai oleh Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir
Putin pada pertemuan puncak mereka di Jenewa pada bulan Juni lalu namun
belum dapat diketahui siapa saja yang akan hadir dalam
pertemuan tersebut secara topat.
Sementara format itu sebagian besar ditujukan untuk
menghidupkan kembali perjanjian pengendalian senjata nuklir pasca-Perang
Dingin, pembicaraan itu juga akan mencakup kebuntuan atas Ukraina. Kini, Rusia telah mengerahkan pasukan tempur
yang besar di perbatasan, kata seorang pejabat senior Gedung Putih, juga dengan
syarat anonim.
Sementara format itu sebagian besar ditujukan untuk
menghidupkan kembali perjanjian pengendalian senjata nuklir pasca-Perang Dingin,
pembicaraan itu juga akan mencakup kebuntuan atas Ukraina. Kini, Rusia telah mengerahkan pasukan tempur
yang besar di perbatasan, kata seorang pejabat senior Gedung Putih, juga dengan
syarat anonim.
Kemudian perwakilan Rusia dan NATO dilaporkan juga akan
mengadakan pertemuan dua hari setelahnya, yakni pada tanggal 12 Januari. Sementara pertemuan dalam skala yang lebih
luas dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) termasuk di
dalamnya Rusia dan AS dijadwalkan akan diadakan pada tanggal 13 Januari.
Lebih lanjut, juru bicara tersebut mengatakan baik
pertemuan Dewan NATO-Rusia dan pertemuan Dewan Tetap OSCE akan membahas soal
situasi di Ukraina, " Pendekatan Presiden Biden soal Ukraina telah
jelas dan konsisten: satukan aliansi lewat dua hal - pencegahan dan diplomasi.
Kita bersatu sebagai sebuah aliansi pada konsekuensi jika Rusia melakukan
tindakannya ke Ukraina ", Ujar juru bicara tersebut dan " Tetapi, kami juga bersatu dalam kesediaan
kami untuk terlibat dalam diplomasi berprinsip dengan Rusia ",
Ujarnya mengakhiri.
Presiden AS Joe Biden pada hari Senin (27/12/2021)
menandatangani Rancangan Undang-Undang (RUU) Pertahanan yang isinya salah
satunya mengusulkan dukungan senilai US$300 juta (Rp4,2 triliun) untuk angkatan
bersenjata Ukraina dan miliaran dolar lainnya untuk pertahanan Eropa.
Rusia dan NATO dilaporkan juga akan mengadakan
pertemuan dua hari setelahnya, yakni pada tanggal 12 Januari 2022, juru
bicara tersebut mengatakan baik pertemuan Dewan NATO-Rusia dan pertemuan Dewan
Tetap OSCE akan membahas soal situasi di Ukraina. Sementara pertemuan dalam skala yang lebih
luas dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) termasuk di
dalamnya Rusia dan AS dijadwalkan akan diadakan pada tanggal 13 Januari.
" Pendekatan
Presiden Biden soal Ukraina telah jelas dan konsisten: satukan aliansi lewat
dua hal - pencegahan dan diplomasi. Kita bersatu sebagai sebuah aliansi pada
konsekuensi jika Rusia melakukan tindakannya ke Ukraina ",
Ujar SiDim juru bicara
tersebut dam "
Tetapi, kami juga bersatu dalam kesediaan kami untuk terlibat dalam diplomasi
berprinsip dengan Rusia ", Ujar memungkas.
Negara-negara Barat menuduh Putin akan menginvasi Ukraina. Rusia sendiri telah menempatkan puluhan ribu tentaranya di perbatasan dekat Ukraina. Hal itu memicu ketakutan di Ukraina dan di antara sekutunya di Barat akan meletusnya perang yang lebih luas - termasuk perebutan wilayah Ukraina lebih lanjut. Putin membantah rencana yang menyebutkan pihaknya akan menyerang tetangganya itu. Ia mengatakan bahwa penempatan pasukannya di perbatasan untuk menjaga kedaulatan Rusia terhadap militer Barat yang melanggar batas.
“ Demokrasi
liberal telah menjadikan Rusia menjadi beberapa Negara merdeka “,
S a i d
b y OmRourinGManadOLegendS@
Komentar
Posting Komentar