SEKILAS GAMBARAN PENDIDIKAN KUNO 1.500 TAHUN SEBELUM MASEHI DI INDIA
INFORMASINOW.COM
byMcDonalDBiunG, R a b u, 2 0 O k t o b e r 2 0 2 1
Eks wihara Monastery 1 di Nalanda Mahawihara, Bihar, India.
|
S a i d b y IbuMartATatoRLegendS@ Masa Weda dimulai sekitar tahun 1500 hingga 900 SM. Selama periode kuno di India, dua sistem pendidikan dikembangkan, yaitu Weda dan Buddha, media bahasa selama sistem Weda adalah bahasa Sansekerta, sedangkan bahasa dalam sistem Buddhis adalah pali. Mangesh M. Ghonge beserta Rohit Bag dan Aniket Singh, menulis salah satu series dalam bukunya berjudul Indian Education : Ancient, Medieval and Modern yang dipublikasikan pada tahun 2020.
Selama masa itu, pendidikannya meliputi Weda,
Brahmana, Upnishad dan Dharmasutra.
Pendidikan kuno berfokus pada menanamkan etika seperti kerendahan hati, kejujuran,
disiplin, kemandirian dan menghormati
semua ciptaan kepada siswa. " Pendidikan sebagian besar diberikan di ashram
(tempat pertapaan), kuil, hingga rumah. Kadang-kadang pujari candi digunakan
untuk mengajar siswa ", Ujar Tulisan Mangesh M. Ghonge bersama
timnya dalam IntechOpen Book
Series.
Pendidikan di era kuno, lebih banyak menekankan
pada pengetahuan praktis atau pola-pola praktik, daripada pengetahuan tentang
teori atau teoretical knowledge. Ruang kelas pada umumnya merupakan hutan dan
alam lepas yang menyediakan lingkungan belajar menyenangkan bagi para siswa, "
Pendidikan sebagian besar diberikan di hutan atau alam terbuka, di bawah
langit biru, yang membuat pikiran siswa tetap segar dan hidup ",
MM Ghonge menambahkan. Pada zaman
dahulu, orang-orang biasa hidup sederhana dan melakukan pekerjaan dengan
pengabdian dan kerja keras.
" Saat
itu belum ada buku, sehingga siswa memiliki kebiasaan untuk belajar dan
menghafal semua hal yang diajarkan oleh gurunya di kelas. Disisi lain, guru juga membantu mereka dalam menghafal
pelajaran ", imbuhnya Laji. "
Para siswa di era kuno terbiasa menyelami konsep yang diajarkan oleh
guru mereka, mereka menikmati dan mengeksplorasi metode baru untuk
mempelajarinya ", Tulis MM Ghonge dan tim. Ketertarikan siswa untuk
mengeksplorasi, diperkirakan karena diterapkan pola-pola yang baru dan asing
bagi siswa.
" Guru
menggunakan metode bercerita untuk mengajar siswa, mereka dikenalkan dengan dunia
dan teka-teki di dalamnya ", Ujar SiDin melanjutkan. Siswa
yang merasa penasaran akan bertanya tentang topik yang diajarkan oleh guru dan
diterangkan kembali untuk memberikan penjelasannya. Tidak ada tekanan yang diberikan kepada
siswa terkait dengan hasil studi, sehingga mereka dapat belajar secara lepas
dan pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Pendidikan di India kuno tidak
menekankan kepada nilai berupa angka, melainkan kepada perubahan pola berpikir
dan berperilaku.
Pitambar Bahera menuliskan tentang sistem
pendidikan di era India kuno kepada Alchemy Buzz, dalam artikelnya berjudul
Education System In Ancient India, dipublikasikan pada 1 April 2019. Ada tiga langkah utama pembelajaran menurut
sistem Weda yaitu, Sravana, Manana dan Niddhyaana, "
Sravana adalah cara untuk mendengarkan kebenaran saat perkataan itu
keluar dari bibir guru. Pengetahuan secara teknis disebut sruti atau apa yang
didengar telinga dan bukan apa yang terlihat dalam tulisan ",
Ujar Tulisan Bahera.
" Manana
berarti murid harus memikirkan sendiri arti dari pelajaran yang diberikan
kepadanya secara lisan oleh gurunya, sehingga mereka dapat mengurai dalam
pikirannya dan berasimilasi sepenuhnya ", Lanjut Ujar Bahara. "
Niddhyasana mengacu pada pemahaman yang lengkap oleh murid tentang
kebenaran yang diajarkan, sehingga ia dapat menghayati kebenaran dan tidak
hanya menjelaskannya dengan kata-kata ", Ujar SiDin Bahara Laji.
Pengetahuan harus menghasilkan realisasi, " Tujuan akhir dari pendidikan bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan, tetapi realisasi diri untuk pembebasan jiwa dari belenggu dan permasalahan kehidupan ", Ujar Bahare menambahkan. " Dalam hal ini, pemerintah tidak ikut campur dalam pembentukan kurikulum karena raja-raja menyerahkan sepenuhnya kepada para orang-orang suci dan bijak dalam mengelola pendidikan ", Ujar Bahara pungkas, Raja-raja hanya berperan dalam membantu perkembangan pendidikan.
Eks wihara Monastery 1 di Nalanda Mahawihara, Bihar, India.
|
“
Sejarah pendidikan seusia dengan keberadaan manusia, seperti Adam dan
Hawa di Surga “,
S a i d b y IbuMartATatoRLegendS@
Komentar
Posting Komentar