DITEMUKAN KOTA EMAS YANG HILANG 3.000 TAHUN YANG LALU DI MESIR.
INFORMASINOW.COM
byFarhaMTukirmaN, K
a m i s,
1 0 M
a r e
t 2 0
2 2
SyahraniESyahbandaRLegendS@ Aten, kota emas yang hilang di Mesir telah
ditemukan oleh ahli Mesir Kuno Zahi Hawass pada awal April 2021. Penemuan
seluruh kota metropolitan berusia 3.000 tahun yang ditelan pasir Mesir ini
mendapat pujian sebagai salah satu penemuan arkeologi paling menonjol sejak
makam Tutankhamun. Ahli
Mesir Kuno terkenal, Zahi Hawass, mengumumkan penemuan "kota emas yang
hilang itu" di dekat Luxor pada Kamis (08/04/2021). Menurut dia, kota kuno
dengan nama Aten itu adalah yang terpenting yang pernah ditemukan di Mesir.
Sesuai dengan laporan yang ada, kota kuno
tersebut berasal dari masa pemerintahan Amenhotep III, salah satu firaun paling
kuat di Mesir yang memerintah dari tahun 1391 hingga 1353 SM. Selain itu,
penggalian tersebut mengungkap sejumlah temuan arkeologis berharga, seperti
perhiasan, tembikar berwarna, jimat kumbang scarab, dan batu bata lumpur dengan
segel Amenhotep III. Beberapa lingkungan juga telah ditemukan, termasuk toko
roti, area perumahan serta distrik administrasi.
Sebuah tim yang berisikan para arkeolog pada
September 2020 memulai pencarian kuil kamar mayat di tepi barat Luxor di Mesir,
namun yang mereka temukan ternyata jauh lebih besar, dinding yang hampir lengkap dan ruangan yang terisi dengan peralatan
kehidupan sehari-hari. Tim tersebut
memulai pencariannya di tepi barat Luxor dekat Lembah Para Raja (Valley of The
Kings), sekitar 500 kilometer selatan ibu kota Kairo. Berdasarkan hal tersebut,
Hawass memberikan informasi bahwa mereka menemukan formasi batu bata lumpur
yang muncul ke segala arah.
Kota itu selanjutnya digunakan oleh firaun Ay
dan Tutankhamun, yang makamnya ditemukan di Lembah Para Raja oleh arkeolog
Inggris Howard Carter pada 1922,
" Kota hilang ini merupakan
penemuan arkeologi terpenting setelah makam Tutankhamun ",
Ujar SiGaluH Betsy Brian dengan
Soppenger (jumawanya), profesor ilmu Sejarah Mesir di Universitas John Hopkins
Baltimore, AS sementara Hawass di kutip
dari Times of India mengatakan, “ Apa yang mereka gali adalah lokasi dari
sebuah kota besar dalam kondisi pelestarian yang baik, dengan dinding yang
hampir lengkap dan ruangan yang terisi dengan
peralatan kehidupan sehari-hari ”.
Profesor Egyptology Universitas Johns Hopkins
Betsy Brian mengatakan bahwa penemuan kota yang hilang ini adalah penemuan
arkeologi terpenting kedua setelah makam Tutankhamun. Ia menambahkan bahwa kota
tersebut akan memberikan gambaran langka terhadap kehidupan orang Mesir kuno
saat kekaisaran tersebut sedang berada di puncak kemakmurannya. Hawass
mengatakan bahwa pekerjaan arkeolog selanjutnya sedang berlanjut di lokasi
tersebut dan timnya berharap untuk menemukan makan tak tersentuh yang dipenuhi
harta karun.
Bagi Betsy Brian, kota itu akan memberi kita
gambaran yang langka tentang kehidupan orang Mesir kuno pada saat kekaisaran
itu berada di masa kejayaan karena penggalian itu mengungkap banyak penemuan
arkeologi berharga, seperti perhiasan, tembikar berwarna, jimat kumbang, dan
batu bata lumpur bersegel Amenhotep III.
Tim arkeolog memulai penggalian di tepi barat Luxor dekat Lembah Para
Raja, sejauh 500 kilometer dari sebelah selatan Ibu Kota Kairo, "
Apa yang mereka gali adalah situs suatu kota besar dalam kondisi masih
terawat baik, tembok-temboknya nyaris lengkap, dengan ruangan-ruangan yang
dipenuhi alat-alat pekerjaan sehari-hari
", Ujar SiDin Hawass.
"
Banyak delegasi-delegasi asing mencari kota ini dan gagal
menemukannya ", Ujar Hawass, yang juga mantan menteri urusan
peninggalan purbakala Mesir. Mesir
tengah mempromosikan peninggalan purbakala demi membangkitkan lagi sektor
pariwisatanya, yang redup akibat krisis politik bertahun-tahun dan pandemi
virus corona dalam setahun terakhir.
Dia mengungkapkan bahwa proyek arkeologi di lokasi itu masih terus
berlangsung dan timnya berharap dapat menemukan makam-makam berisi harta
peninggalan.
Pekan lalu, pemerintah Mesir memindahkan mumi para firaun ke museum baru di Kairo lewat prosesi yang megah dan bersejarah. Lewat acara yang spektakuler, 22 mumi itu - terdiri dari 18 firaun dan empat ratu - dipindahkan dari Museum Mesir yang neo-klasikal ke gedung baru, yaitu Museum Nasional Peradaban Bangsa Mesir yang berjarak 5 km untuk menjaga keamanan dan keberadaannya. Mumi Amenhotep III dan istrinya, Ratu Tiye, termasuk yang dipindahkan.
Kota ini diyakini dibangun pada masa Firaun Amenhotep III. |
“ Mesir
negeri yang memiliki sejarah dan peradaban tua di muka bumi “,
Komentar
Posting Komentar