KENAIKAN HARGA MEMICU WARGA INGGRIS JADI LEBIH MISKIN, UJAR BANK SENTRAL INGGRIS
INFORMASINOW.COM
byGreaTBrietteN, K
a m i s, 2 7 A p r i l 2 0 2 3
MaTKadazaNSetiaAKawaNLegendS@ Ekonom bank sentral Inggris memperingatkan dampak
kenaikan harga yang berlebihan yang memicu penambahan angka kemiskinan di negara
ini. Menurut kantor berita Sputnik,
ekonom senior Bank of England hari Selasa (25/4/2023) memperingatkan dampak
harga akan tetap tinggi, sehingga banyak orang harus menerima kenyataan bahwa
mereka akan menjadi lebih miskin. Meskipun pemerintah Inggris berjanji untuk
menurunkan tingkat inflasi di negaranya.
" Inggris,
sebagai importir gas alam, menghadapi situasi di mana harga yang dibelinya dari
dunia melonjak naik dibandingkan dengan layanan yang dijualnya ", Ujar ekonom senior bank sentral Inggris dan " Apa yang kita hadapi sekarang adalah
keengganan untuk mengakui bahwa keadaan kita semua lebih buruk ",
Ujar lebih tegas. Inggris Raya menjadi satu-satunya negara
kawasan Eropa yang mengalami tingkat inflasi dua digit pada bulan lalu.
Kepala ekonom Bank of England (BoE) memberikan
pandangan keadaan ekonomi Inggris terbaru pascainflasi tinggi yang melanda
negara itu. Dalam sebuah episode
podcast "Beyond Unprecedented"
Sekolah Hukum Columbia dan Millstein
Center, Selasa (25/4/2023), Kepala Ekonom BoE Huw Pill
mengatakan warga Inggris perlu menerima fakta bahwa mereka sekarang lebih
miskin, kondisi ini diperparah oleh
manuver bisnis dan pekerja yang justru terus mendorong inflasi.
" Untuk
mencoba dan membebankan biaya itu kepada salah satu rekan kami dan berkata,
kami akan baik-baik saja tetapi mereka harus mengambil bagian kami adalah salah
satu yang menghasilkan inflasi ", Cakapnya dalam podcast itu yang dikutip CNBC
International, Kamis (27/04/2023). Pill juga memaparkan serangkaian guncangan
inflasi yang telah memicu kenaikan selama 18 bulan terakhir yang menurutnya
ada beberapa faktor inflasi, mulai dari gangguan pasokan pandemi, serangan
Rusia ke Ukraina, hingga cuaca buruk dan wabah flu burung.
Tapi Pill mengatakan dengan situasi ini, wajar bahwa
perilaku penentu harga dan upah di ekonomi termasuk Inggris akan berubah ketika
biaya hidup seperti tagihan energi naik. Pekerja pun akhirnya meminta gaji yang lebih
tinggi dan bisnis secara otomatis menaikkan harga, "
Tentu saja, proses itu pada akhirnya merugikan diri sendiri ".
Pill menambahkan bahwa Inggris menghadapi situasi di mana barang yang
dibelinya dari seluruh dunia telah naik banyak dibandingkan dengan apa yang
dijualnya ke seluruh dunia, terutama jasa. Inggris diketahui mengimpor hampir
setengah makanannya.
" Jika apa
yang Anda beli telah naik banyak dibandingkan dengan apa yang Anda jual, Anda
akan menjadi lebih buruk ", Ujar Pill
dan "
Jadi, entah bagaimana di Inggris, seseorang perlu menerima bahwa keadaan
mereka lebih buruk dan berhenti berusaha mempertahankan daya beli mereka yang
sebenarnya dengan menaikkan harga, baik upah yang lebih tinggi atau membebankan
biaya energi kepada pelanggan, dan sebagainya
".
Komentar Pill telah dipublikasikan secara luas di media
Inggris. Pada Februari 2022, Gubernur
BoE Andrew Bailey dikecam para pekerja karena pernyataannya yang menyebut tawar
menawar upah menciptakan tekanan inflasi domestik. Konsep spiral upah-harga, ketika kenaikan
upah menciptakan lingkaran tekanan inflasi dengan meningkatkan biaya untuk
bisnis dan meningkatkan permintaan, diperdebatkan dalam ilmu ekonomi.
Ekonom, termasuk Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier
Gourinchas, mengatakan upah dapat naik lebih lanjut tanpa membahayakan
pertumbuhan karena tidak naik secara signifikan ketika disesuaikan dengan
inflasi dan dunia usaha telah mempertahankan margin yang nyaman. Tetapi
beberapa orang berpendapat bahwa Inggris sangat berisiko terhadap spiral harga
upah yang berkontribusi pada stagflasi, disebabkan ekonomi Inggris yang mengandalkan
impor, kelemahan dalam pound, pasar tenaga kerja yang ketat yang telah telah
dibatasi oleh Brexit, dan pertumbuhan upah yang stagnan selama bertahun-tahun.
Pejabat pemerintah Inggris telah berjanji untuk mengurangi inflasi dan menekan situasi ekonomi yang buruk, tetapi Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menjelaskan bahwa rakyat Inggris seharusnya tidak mengharapkan pemerintah menjadi solusi untuk semua masalah mereka. Selain itu, tantangan ekonomi tidak akan hilang tahun ini. Meskipun semua negara Eropa berada dalam krisis ekonomi dan inflasi merajalela, statistik dan survei menunjukkan bahwa Inggris berada dalam situasi terburuk dalam segala hal dibandingkan dengan semua negara anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
“ Kenaikan harga satuan barang dan pertumbuhan
populasi manusia memicu angka kemiskinan yang meningkat “,
S a
i d b
y MaTKadazaNSetiaAKawaNLegendS@
Komentar
Posting Komentar