SADIO MANE ANAK IMAM MASJID RAJIN BERSEDEKAH DADI PEMAIN SEPAK BOLA PROFESIONAL DARI SENEGAL

INFORMASINOW.COM

byBambanGBiunG,     S   e   n   i   n,     2   0     J   u   n   i     2   0   2   3

 


SADIO MANE dari Senegal
Saat ini bermain di Bayern Munich Jerman

OMSilITimoRPeliTLegendS@    Sadio Mane,  merupakan anak  dari seorang  imam masjid yang rutin sedekah hingga membangun masjid dan rumah sakit,  cukup keren untuk diketahui karena  ebab, penyerang sayap Bayern Munich itu memiliki karakter yang patut dicontoh oleh semua orang khususnya pencinta sepakbola.   Ya, Sadio Mane merupakan penyerang sayap berpaspor Senegal yang saat ini membela Bayern Munich. Pemain 30 tahun itu direkrut Die Roten - julukan Bayern Munich- dari Liverpool dengan mahar Rp556,21 miliar pada Juni 2022 lalu.

Sadio Mane sebelumnya pernah membela Liverpool sejak Juli 2016 hingga Juli 2022  dan  selama berseragam The Reds -julukan Liverpool, Sadio Mane telah mencetak total 120 gol dalam 268 penampilan dan menjadi salah satu pemain terhebat dalam sejarah klub raksasa Liga Inggris itu.  Selama bergabung dengan Bayern Munich, Sadio Mane jarang dimainkan karena menderita cedera serius,  sekarang  pemain yang memeluk agama Islam itu telah pulih dari cederanya dan siap tampil lagi.

Menariknya, Sadio Mane merupakan sosok pesepakbola muslim yang penuh inspiratif yang rajin sedekah. Pemain terbaik Afrika 2019 itu sering membantu orang-orang di sekitar kampung halamannya, Bambali (desa yang letaknya jauh mencapai 250 mil dari ibu kota negara itu, Dakar).  Sejarah  hidup  Sadio Mane berawal sejak berusia 15 tahun,  ketika  ia pergi dari rumah untuk menjadi pesepakbola profesional yang kemudian terwujud hingga saat ini. Namun, pemain 30 tahun itu tak merasa sombong dan tak pernah melupakan asal-usulnya.

Sadio Mane Pesepak boal rajin menyumbang
dan membangun sekolah dan mesjid

Setelah mencapai kesuksesannya, Sadio Mane pun menyisihkan sebagian kekayaannya untuk membantu kesejahteraan  penduduk di sekitar Bambali. Di antaranya saat pandemi Covid-19 Maret 2020 lalu, ia menyumbangkan 41.000 poundsterling (sekitar Rp747 juta) kepada Komite Nasional Senegal untuk menerangi wabah tersebut.   Bahkan, Sadio Mane telah mengubah desa Bambali yang diperkirakan berpenduduk 2.000 orang itu hampir menjadi sebuah kota. Langkah tersebut diawali Sadio Mane dengan membangun sebuah rumah sakit umum seharga 455.000 poundsterling, yang mencakup unit perawatan bersalin.

Kemudian, Sadio Mane juga menyumbangkan 250.000 poundsterling (sekira Rp4,3 miliar) untuk membangun sekolah menengah umum gratis. Bahkan, ia memberikan laptop masing-masing seharga 400 dolar kepada siswa berprestasi terbaik di SMA Bambali.   Tak berhenti sampai di sana, Sadio Mane juga sering membagikan kaos olahraga gratis  dengan  menyumbangkan 300 kaus Liverpool menjelang final Liga Champions 2018 untuk orang-orang yang ada di desanya  dan memberikan 70 euro setiap bulan untuk setiap keluarga di desa Bambali.

Kisah hidup Sadio Mane kelahiran  10  April 1992 di desa kecil dan miskin Sedhion, Senegal kemudian ia dibesarkan didesa kecil Bambali dengan populasi warganya hanya 24.213 jiwa yang jauh dari kota Dhakar ibu kota negara.   Masa kecilnya yang penuh dengan kemiskinan  sehingga ia banyak dibesarkan oleh pamannya  yang membiayai kehidupannya,   ayah dan pamannya terpaksa harus menjual hasil pertanian mereka untuk membiaya Sadio Mane untuk menuntut  ilmu dan dapat bermain bola demi dapat  merubah nasib.

Inspirasi terbesar bagi Sadio Mane untuk menjadi pemain Sepak Bola terkenal  dimasa kecilnya,  bermula ketika  penyelenggaraan Piala Dunia  2002 yang di selenggarakan di dua negara yaitu Jepang dan Korea Solata.   Ketika pertama dalam sejarah Senegal mencapai babak Perempat Final dan prestasi Senegal kala itu berhasil mengalahkan Prancis  dalam pertandingannya,  kedua pertandingan itu membuat Sadio Mane tak bisa melupkannya dan memberikan semangat kehidupannya kala itu.

Lucky menerpa kehidupan Sadio Mane  kedunia Profesional,  mana kala sekelompok Pramuka Prancis datang kenegara mereka dalam rangka pengabdian mereka untuk mengentas kemiskinan disana.   Mereka menemuka Sadio Mane dan memasukkannya sekolah sepak bola Pramuka Perancis miliknya yaitu  “Generation Food” di Dhakar yang memiliki misi membina generate Senegal dan menjadikan sebagai pemain kontrakan yang akan melakoni   permainan  di Liga Prancis.   Bermula dari Prancis hingga saat kini di Bayern Munich di Jerman.

Kedermawanan yang ditunjukkan Sadio Mane menjadi kisah inspiratif yang patut dicontoh. Meskipun, hal itu tak lepas dari masa lalu yang pernah dialami oleh eks pemain Liverpool itu yang hidup dari keluarga biasa saja dan harus berjuang keras untuk keluar dari kemiskinan.   Beruntungnya, Sadio Mane sejak kecil sudah mendapatkan pendidikan agama dari orangtuanya. Terlebih, ayahnya yang sudah meninggal merupakan imam masjid di Bambali. Kisah teladan yang harus kita contoh sebagai pecinta sepakbola.

Sadio Mane Pemain terbaik Piala Afrika 2021 dan
Mengantarkan Senegal JUARA Afrika.

 

  Banyak kesuksesan lahir dari penderitaan hidup yang membuatnya memiliki tekat kuat“,

S      a      i      d        b     y         OMSilITimoRPeliTLegendS@

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA