CAPOTTA BANGET !!!, BURUNG INI DAPAT TERBANG SELAMA 10 BULAN TANPA MENDARAT SEJAUH JUTAAN KILOMETER

INFORMASINOW.COM

byGreaTBritteN,         S   e   n  i   n,    0   7      A   g   u   s   t   u   s      2   0  2   3

 



Burung Kapinis mampu terbang selama 10 bulan

PairaNKetapeLLayangaNLegendS@  Burung kapinis [Apus apus]  termasuk  jenis yang memiliki  ukuran sedang yang banyak ditemukan di Eropa, Asia dan Afrika,  yang sangat menakjubkan  adalah kemampuan burung ini untuk  terbang selama 10 bulan tanpa mendarat.  Para ahli biologi dari University of Lund, Swedia, menyimpulkan bahwa meskipun beberapa individu mungkin mendarat sesekali untuk jangka waktu singkat, sebagian besar tetap terbang selama seluruh periode migrasinya selama 10 bulan.   Fase penerbangan selama 10 bulan tanpa henti adalah yang terpanjang yang kita ketahui dari setiap spesies burung dan ini adalah rekor.

Selain itu  Burung ini dikenal karena  memiliki  skill akrobatik udaranya yang luar biasa dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di udara.   Selama terbang, tentu saja si  Kapinis menghasilkan energi dengan membakar lemak tubuhnya  serta  memanfaatkan arus udara yang kuat dan berubah untuk membantunya terbang lebih  jauh dan lebih cepat,  mereka juga dapat terbang hingga ketinggian 7.000 meter di atas permukaan laut dan pengamatan menunjukkan  Kapinis dapat  menempuh perjalanan sejauh jutaan kilometer selama hidupnya yang rata-rata hanya 5,5 tahun. Mereka biasa terbang dari Eropa ke Afrika saat pergantian musim.

Para ahli biologi dari University of Lund, Swedia, menyimpulkan bahwa meskipun beberapa individu mungkin mendarat sesekali untuk jangka waktu singkat, sebagian besar tetap terbang selama seluruh periode migrasinya selama 10 bulan  dan hanya mendarat untuk musim berkembang  biak selama dua bulan.   Studi ini diterbitkan dalam jurnal Current Biology tahun 2016 lalu. Penemuan ini secara signifikan memperluas batas-batas dari apa yang kita ketahui tentang fisiologi hewan,    Fase penerbangan selama 10 bulan tanpa henti adalah yang terpanjang yang kita ketahui dari setiap spesies burung – itu adalah rekor  ”,  Ujar SiDin Dr. Anders Hedenström, ahli biologi dari Universitas Lund, dikutip dari Science Focus.

Yang lebih mengejutkan dari burung Kapinis ini adalah selama penerbangan panjangnya, hampir terus-menerus mengibaskan sayap, bukan sekadar melayang/gliding seperti burung albatros.   Lalu kapan burung layang-layang tidur ?  Atau apakah butuh tidur ?  Bagaimana pola makannya  ?  Para peneliti belum memiliki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.

Para Peneliti  menemukan bahwa burung-burung yang tidak pernah mendarat sama sekali dalam periode 10 bulan telah mengganti semua bulu sayap terbangnya dan tumbuh baru selama penerbangan, sementara  burung-burung yang terkadang mendarat, tidak mengganti bulu sayapnya.   Burung layang-layang umumnya memiliki siluet khas dengan sayap panjang dan ramping, serta ekor pendek bercabang. Mereka memiliki bulu cokelat gelap hingga hitam, tenggorokan pucat, dan paruh kecil yang lebar. Rentang sayap mencapai hingga 40 cm, dengan berat antara 35-50 gram.

Biasanya bersarang dalam koloni, membangun sarang di celah dan gua kecil di tebing, bangunan  dan struktur lainnya,  burung ini  dikenal karena lengkingan kicauan yang tinggi  untuk berkomunikasi dengan anggota koloni lain.   Kapinis adalah burung migran yang menghabiskan musim dingin di Afrika dan kembali ke tempat berkembang biaknya di Eropa dan Asia selama musim panas.   Mereka dikenal karena mencari makan di udara, menangkap serangga di tengah-tengah udara menggunakan paruh lebar  dan  Kapinis sangat menyukai semut terbang dan sering mengikuti kawanan serangga ini untuk mencari makan,  terkait  habitat, Kapinis sangat adaptif dan dapat ditemukan di berbagai ekosistem   dari kota hingga pedesaan.

Meskipun memiliki kemampuan terbang luar biasa, kapinis juga menghadapi sejumlah ancaman, termasuk hilangnya habitat dan perubahan iklim. Upaya konservasi sedang dilakukan untuk melindungi kelangsungan hidupnya di alam liar. Beberapa inisiatif meliputi pembangunan sarang buatan di bangunan-bangunan kota dan kampanye penyadaran masyarakat tentang pentingnya mempertahankan habitat alami kapinis.

Ketika kota berkembang dan moderenisasi berlanjut, bangunan-bangunan yang dulu merupakan sarangnya dapat hancur  atau diganti bangunan baru yang tidak sesuai sebagai tempat hidupnya,  keadaan  ini menjadi   penyebab  penurunan populasi kapinis di beberapa daerah.   Bagaimana dengan perubahan iklim  ?  Tentu saja mempengaruhi ketersediaan makanan Kapinis di tempat-tempat tertentu.  Pemanasan global dapat memengaruhi populasi serangga dan mempengaruhi populasi burung yang memangsa serangga tersebut,   diperburuk dengan aktivitas manusia, seperti penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya yang dapat merusak kesehatan burung tersebut.

Burung Kapinis mampu terbang sejauh Jutaan Kilometer

 

 

  Setinngi – tinggi burung terbang akhirnya ia akan mnedarat juga, Bujur ai si Kapinis  “, 

S      a      i     d        b     y            PairaNKetapeLLayangaNLegendS@

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA