MAKOKO DI LAGOS NIGERIA, DISEBUT KOTA VENECIANYA AFRIKA

INFORMASINOW.COM   

byBambanGBiunG,          S   a   b   t   u,    0   2     N   o   v   e   m   b   e   r     2   0   2   4    



Makoko kota di atas Air  Lagos Nigeria

OmPatIDukuNAdonarATimoRLegendS@    VENESIA kota di atas air di Italia demikian dengan MAKOKO  kota di atas air di Lagos Nigeria sehingga sering di juluki sebagai  Venesia dari Afrika.   Venesia dikenal sebagai Kota Air yang menyajikan pemandangan indah dan romantis,  namun  tidak demikian dengan Makoko sebuah pemukiman yang terletak di atas air yang terkesan kotor dan jorok.    Makoko  tidak  memiliki pemandangan indah dan romantis, kawasan yang berdiri di tepi pantai laut Samudra Atlantik ini justru menyajikan pemandangan yang tampak kumuh. Bahkan kondisi lingkungan di sekitar pemukiman ini terbilang  very Sadly.

Warna air di Laguna pemukiman Makoko  tampak menghitam dan berminyak memancarkan bau menyengat dan menggambarkan kondisi air yang tidak sehat yang kemudian ditambah dengan limbah dapur yang berserakan di sekitar gubuk-gubuk kayu yang terapung.   Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa satu-satunya kesamaan antara makoko dan Venesia adalah bahwa keduanya sama-sama identik dengan air.   Makoko pun merupakan pemukiman nelayan informal yang tidak memiliki catatan sensus resmi.

Tidak ada catatan pasti mengenai jumlah penduduk di kawasan Makoko,   Namun  perkiraan sementara menyebutkan bahwa Makoko dihuni oleh sekitar 150.000 hingga 250.000 jiwa yang hanya memiliki akses kepada satu sekolah dasar berbahasa Inggris yang terletak di tengah kawasan ini.   Makoko dibentuk pada abad ke-18 sebagai desa nelayan kecil yang kemudian menyebar dengan cepat hingga membentuk pemukiman besar seperti yang ada saat ini. Pemukiman ini menjadi rumah bagi ratusan ribu pekerja migran yang berasal dari negara Afrika barat yang berusaha mencari nafkah di Nigeria.

Sebagian besar  warga Makoko bergantung pada sektor penangkapan ikan,   air  bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Makoko.   Umumnya, rumah-rumah di Makoko dihuni oleh sekitar 6 hingga 10 orang, dimana masing-masing rumah di kawasan ini memiliki sebuah perahu yang difungsikan sebagai sarana transportasi di sekitar pemukiman.   Keberadaan Perahu Kayu m sangat penting untuk digunakan  menjangkau setiap tempat di pemukiman terapung ini, bahkan perahu sederhana ini juga digunakan untuk memancing dan berfungsi sebagai tempat jualan.

Selama berpuluh-puluh tahun Makoko tidak memiliki infrastruktur dasar untuk dikatakan sebagai pemukiman layak huni,   bahkan tidak memiliki akses fasilitas dasar seperti air minum bersih, listrik serta pembuangan limbah,  kondisi ini tentunya  rentan terhadap bahaya lingkungan serta kesehatan.   Jamban komunal yang digunakan bersama-sama antara rumah tangga ditambah dengan air limbah yang mengalir langsung pada perairan tempat mereka tinggal menjadikan air di kawasan ini tidak dapat lagi mendukung kehidupan.

Di sisi lain, satu-satunya cara untuk mendapatkan air minum bersih adalah dengan membelinya dari vendor yang mendapatkannya dari lubang bor.   Sementara itu, pemerintah setempat memang dengan sengaja tidak memberikan Air gratis untuk warga di Makoko karena selain dianggap hunian yang ilegal, pemerintah sama sekali tidak menginginkan warga makoko untuk tinggal di kawasan ini.

Kendati dianggap sebagai kawasan kumuh yang tidak diinginkan, wisata kumuh justru menjadi kegiatan utama di daerah ini,  para wisatawan yang datang ke Makoko  terpesona melihat sifat dan kondisinya yang unik.   Salah satu daya tarik paling menawan di Makoko adalah sekolah terapung yang dirancang oleh tim arsitek yang membangunnya dari tong plastik yang memiliki ruang-ruang kelas serta taman bermain.   Struktur bangunan sekolah ini dibuat bertingkat tiga lantai memiliki bentuk bangunan seperti prisma segitiga yang dapat mengapung di atas air dengan dasar bangunan yang terbuat dari 256 drum plastik.

Konstruksi mengambang ini dibuat dari kayu lokal bertenaga listrik dengan panel surya dan mampu menampung 100 siswa. Tujuan dibangunnya sekolah terapung ini tentu saja untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak di Makoko yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan sekolah disebabkan faktor kemiskinan serta faktor geografis yang terbatas.   Meski mendapat banyak kunjungan dari wisatawan, warga Makoku jarang menyambut mereka dengan baik sebab warga selalu waspada dan menganggap para wisatawan tersebut sebagai mata-mata dari pemerintah.

Mereka juga sinis tentang tamu yang datang dan fotografi karena mereka berpikir bahwa foto mereka dijual untuk keuntungan. Upaya pemerintah untuk menggusur warga Makoko dalam beberapa tahun terakhir telah menciptakan masalah yang lebih besar untuk merelokasi para tunawisma.   Pemerintah yang telah lama menginginkan Lagos menjadi kota raksasa megah yang dibangun di pinggir laut dengan gedung-gedung tinggi serta kehidupan pinggir laut yang makmur dan tertata, kenyataannya berakhir dengan menyajikan kehidupan pinggir laut yang kumuh berpolusi tinggi dan sistem lalu lintas yang sangat berantakan.


 

"  Makoko venesia ala Nigeria terbangun karena Kemiskinan pendatang  ",           

S      a      i      d           b    y                 OmPatIDukuNAdonarATimoRLegendS@



Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA