DUNIA GELAP HUBUNGAN ARAB SAUDI DAN CHINA DALAM MEGA PROYEK MASA DEPAN KOTA NEON

INFORMASINOW.COM

byPakeLEE,      M  i  n  g  g  u,    1   0      N  o  p  e  m  b  e  r      2   0   2   4  

 


Salah satu sisi kota NEON

MaTHusieNTKObaTAraBLegendS@    China semakin memperkuat posisinya di mata internasional dalam beberapa tahun terakhir. Hubungan yang dekat dijalin dengan berbagai negara, termasuk di Timur Tengah.   Awal April lalu, China untuk pertama kalinya menyelesaikan transaksi pembelian liquefied natural gas (LNG) menggunakan mata uang yuan dengan Uni Emirat Arab.   Kedekatan juga dijalin dengan Arab Saudi yang mempunyai proyek-proyek ambisius. Putra Mahkota dan pemimpin de facto, Mohammed bin Salman (MBS) memiliki visi memodernisasi Arab Saudi dan lepas dari ketergantungan minyak mentah.

Salah satu proyek dimana  China terlibat di dalamnya yakni  membangun kota di tengah gurun yang diberi nama NEOM, dibangun di wilayah seluas 26.500 kilometer persegi.   NEOM disebut akan mewujudkan semua yang dulu hanya imajenasi,  seperti  akan ada pantai yang menyala dalam gelap,  kepala pelayan robot, hingga taksi terbang.

Kota ini akan menjadi rumah untuk pengembangan sains dan teknologi masa depan di 16 sektor yaitu energi, air, mobilitas, biotek, makanan, manufaktur, media, hiburan, teknologi dan digital, pariwisata, olahraga, desain kan konstruksi, pelayanan, kesehatan, pendidikan dan kualitas hidup.   Namun, dibalik kemegahan dan teknologi futuristik yang  digemborkan tersebut ada beberapa  "sisi gelap"  terutama terkait dengan teknologi.   Seperti diketahui MBS kini semakin dekat dengan Presiden China Xi Jinping,   bahkan  MBS  sudah sepakat dengan Xi, China akan memberikan teknologi pengawasan yang powerful.

Marwa Fatafta,  policy manager di organisasi advokat hak digital di Berlin,  memperingatkan visi futuristik dan mewah NEOM tersebut  menutupi sisi proyek yang lebih gelap , sejalan dengan naluri otoriter MBS.    "  Kemampuan kota pintar (NEOM) bukan hanya daya tarik futuristik, tetapi dapat digunakan sebagai alat untuk pengawasan invasif oleh dinas keamanan negara  ",   Cakap Besar SiDin  dengan Plabomoranya  (Hebatnya),   Minggu   (23/04/2023).

PM China mengunjungi Arab Saudi

China saat ini sudah menyediakan teknologi pengawasan untuk menciptakan apa yang disebuet   "kota aman"   di Mesir dan Serbia.   MBS dikatakan ini menerapkan hal tersebut di NEOM dengan skala yang lebih besar.   James Shires, peneliti dari London's Chatham House mengatakan salah satu bentuk teknologi tersebut adalah kamera pengintai yang terhubung dengan teknologi pengenalan wajah, dan dapat digunakan untuk melacak pergerakan seseorang di masa lalu hingga real time.    "  Ini merupakan risiko nyata terhadap privasi orang, terutama tergantung pada bagaimana data dikumpulkan dan disimpan  ",   Cakap SiDin   Shires.

Teknologi dari China tersebut mampu menghubungkan rekaman kamera pengintai ke kumpulan data lain tentang seseorang,  termasuk informasi biometrik.    NEOM juga memiliki   "sisi gelap"   lainnya.   Dalam laporan BBC,  sejak konstruksi proyek NEOM dimulai,  warga lokal dari suku Huwaitat 'dihabisi'.

Tercatat ada 20.000 orang dari suku Huwaitat dipindahkan paksa untuk memulai pembangunan kota yang memiliki tujuan   "mengutamakan manusia"   itu.   Mereka disebut telah ditangkap, dilecehkan, dan diculik oleh pihak keamanan setelah memprotes proyek pembangunan.   Kasus paling fenomenal menimpa kepala suku Huwaitat, Abdul Rahum Al-Huwaiti.  Mengutip Al Jazeera, Abdul sebelumnya mewakili sukunya dan sangat vokal menyuarakan kritik terhadap pihak kerajaan di akun Youtube sejak April 2020.

Namun tak lama setelah itu,  tulis BBC,  kediaman Abdul Rahim disantroni dan diawasi pihak keamanan,   hingga akhirnya dia ditembak mati di kediamannya tanpa  kesalahan dan  alasan jelas.   Kepolisian Saudi mengklaim kematiannya itu disebabkan karena upaya berontak yang dilakukan Al-Huwaiti dan dalam trajodi itu  Abdul Rahim  yang ingin menembak lebih dulu. Namun, istrinya menolak pernyataan pelisi tersebut gayy.

Tak hanya itu, mengutip laporan lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) Arab Saudi, ALQST, ada tiga orang lain yang dibantai oleh pihak kerajaan.   Mereka adalah Shadli Al-Huwaiti, Ibrahim Al-Huwaiti, dan Ataullah Al-Huwaiti.   Seluruhnya tewas di tangan keamanan. Dalam laporan lembaga itu, mereka dijatuhi hukuman mati.   Bahkan sepanjang 2022, ALQST mencatat sudah ada 122 orang yang dieksekusi karena mengganggu jalannya proyek ini. Dan, ini hanya gunung es sebab di masih ada penindasan selain hukuman mati.

Perencaan Kota NEON  Arab Saudi

"  Ambisi Arab Saudi membangun Kota masa depan yang Muktahir  ",      

S      a      i      d        b     y                 MaTHusieNTKObaTAraBLegendS@


Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA