RUINS OF ST. PAUL’S IKON MACAO DENGAN KEUNIKAN SEJARAH

INFOKOMNOW.COM
byIrkaBPiranhA, 04/11/2019



Ruins of St Paul yang tersisa dari kebakaran tahun 1835
AceTSinrikyULegenD@    Hingga kini sisa bangunan Ruins of St. Paul’s  masih mampu membuat para pengunjung terpesona, dan hal itu tidak mengherankan  :  Ruins of St. Paul’s adalah perbauran budaya dalam wujud satu lempeng granit setinggi empat tingkat, yang dihasilkan para pekerja Eropah, China dan Jepang yang merupakan bagian depan gerejayang telah habis torbakar,  keindahan tersebut tak kala kurang jutaan para pengunjung datang untuk menikmati keindaahan masa lalu tersebut.

Lokasi tempat bersejarah ini ada di dataran yang cukup tinggi dibagian kota lama Macao, sehingga pengunjung harus melewati jalanan yang agak menanjak sebelum bisa menikmati pesona puing-puing tersebut.   Ruins of St. Paul's dulunya adalah Gereja St Paul atau dikenal juga sebagai Mater Dei. Gereja didirikan pada tahun 1602 - 1640  daan menjadi bagian dari St Paul's College.  Komplek ini merupakan konstruksi para Jesuit.

Setiap tingkat berhias patung dan ukiran indah yang menonjolkan keagungan gereja, namun fasad Ruins of St. Paul's tidak hanya tentang agama.   Unsur perbauran budaya tampil pula di permukaan fasad lewat dua bunga  :  peony dan krisan.   Masing-masing ukiran bunga tersebut melambangkan Cina dan Jepang.    Dengan kemegahan serupa itu, tidak mengherankan jika Ruins of St. Paul’s menjadi salah satu landmark paling populer di Macao — serta menjadi altar simbolik untuk Kota Macao.

Yang kini menjadi Ruins of St. Paul’s dulunya adalah kompleks kolese dan gereja bernama St. Paul’s College dan Church of St. Paul’s. Gereja yang dikenal pula dengan nama “Mater Dei” itu didirikan sebagai bentuk pengabdian kepada Santo Paulus dari Tarsus.

Proses pembangunan bangunan asli Ruins of St. Paul’s memakan waktu lebih dari 30 tahun, dari 1602 hingga 1640. Hasil akhir dari proses panjang itu adalah gereja terbesar di Asia pada masanya, gereja yang begitu megah hingga berjuluk “Vatikan dari Timur Jauh”. Pembangunan dan keberadaannya sendiri dimaksudkan untuk mengekspresikan kejayaan Gereja Katolik Roma melalui kemegahan hiasan bangunan.

Bangunan asli Church of St. Paul’s terbuat dari kayu dan terbakar habis pada 1835 bersama St. Paul’s College.   Yang tersisa dari kebakaran hebat itu adalah fasad gereja, yang terbuat dari granit,  dan 68 anak tangga (yang terbuat dari batu) menuju bagian depan gereja.    Kebanyakan sejarawan sepakat bahwa fasad Church of St. Paul didesain oleh seorang Italia bernama Carlo Spinola. Pengrajin Cina dan Jepang terlibat pula dalam dekorasi fasad,  sehingga menghasilkan mahakarya yang seperti Macao itu sendiri  :  peleburan budaya antara Timur dan Barat yang indah.

Adalah berkat keputusan tepat Pemerintah Macao fasad tersebut masih bisa kita nikmati hingga saat ini. Pada awal 1990-an masyarakat sempat mendesak penghancuran Ruins of St. Paul’s karena strukturnya yang ringkih dianggap membahayakan. Namun Pemerintah Macao lebih memilih memugar sisa-sisa kompleks kolese dan gereja St. Paul menjadi museum.

Struktur beton dan baja menopang fasad dari sisi belakang guna menjaga dan mempertahankan kemegahannya. Tangga baja yang juga terletak di sisi belakang fasad memungkinkan turis naik ke bagian atas guna melihat dari dekat ukiran megahnya, dan untuk menikmati pemandangan kota dari ketinggian.

Museum of Sacred Art and Crypt dibangun di sisi bawah Ruins of St. Paul’s pada 1996 dan menjadi tempat penyimpanan banyak artefak keagamaan, termasuk salib Cina-Portugis dan lukisan abad ke-17 Malaikat Agung Santo Mikhael — satu-satunya karya asli yang selamat dari St. Paul’s College.
Pada 2005, Historic Centre of Macao (yang terdiri dari puluhan bangunan bersejarah) dinobatkan menjadi UNESCO Heritage Site. Dalam pernyataannya

“  Identitas multikultural Macao yang unik tampak lewat dinamika keberadaan peninggalan arsitektur Barat dan Cina yang berdiri berdampingan di kota, dan dinamika serupa hadir pula dalam desain bangunan tunggal yang mengadaptasi sifat desain Cina dalam bangunan bergaya Barat dan sebaliknya, seperti penyatuan aksara Cina sebagai ornamen dekoratif pada fasad gereja barok Ruins of St. Paul’s.  ”.
drKumparanTravel, 31/oktober/2019


"  Peninggalan lama gambaran budaya zamannya ukuran kemajuan zaman  "
Said by AceTSinrikyULegenD@

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JIKA DONALD TRUMP JADI PRESIDEN AS KEDUA, IA AKAN MEMECAT JACK SMITH SEKETIKA

PROYEK AMBISI CHINA UNTUK REL KERETA CEPAT ASIA TENGGARA, KERETA API CHINA-LAOS DIBANGUN

SISTEM HUKUM BARU TALIBAN DI AFGANISTAN, WANITA TERLARANG TERLIBAT PROSES PERADILAN