5 NEGARA PUNYA SISTEM KESEHATAN TERBAIK, SELAMA PANDEMI CORONA COVID-19.
INFOKOMNOW.COM
byBakuINunukaN, 22/April/2020
MantrISalmaNLegendS@
Petugas Kesehatan Jerman di kelapangan tangani Covid-19 |
Pemerintahan setiap negara dunia tentunya
berpacu menghadapi pandemi Virus Corona COVID-19 untuk menyelamatkan warganya
dari keganasan wabah ini. Pertarungan
Hebat dilakukan para petugas Medicine, Pemerintah dan rakyat dalam membendung
perkembangan penyebaran Virus tersebut dengan berbagai kebijakan dan sarana sedang serta kesiapan klinik dan rumah sakit
di seluruh dunia. Meski keberhasilan pertarungan
itu, sebagian besar bergantung pada efektivitas sistem perawatan kesehatan di
setiap negara.
Ada
korelasi antara kemampuan suatu negara untuk menahan Virus Corona dan peringkat sistem perawatan kesehatan untuk memberikan
hasil kesehatan yang positif, sebagaimana dilansir laman BBC, Selasa (21/4/2020).
Kondisi ini secara khusus merujuk 2019
The Legatum Prosperity Index, yang dilakukan oleh think tank berbasis di
London, yang mengukur kebijakan dan kondisi kesejahteraan ekonomi dan sosial
berdasarkan 12 pilar di 167 negara.
Pilar
kesehatan indeks secara khusus mengukur sejauh mana orang di setiap negara
sehat dan memiliki akses ke layanan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan
yang baik, termasuk hasil kesehatan, sistem kesehatan, penyakit dan faktor
risiko, dan tingkat kematian.
Berikut
adalah lima negara yang terbukti memiliki sistem kesehatan terbaik dalam
mengahadapi pandemi Virus Corona COVID-19
:
1.
Jepang
Pelaksanaan ketat Social Distance di JepanG. |
Jepang
berada di peringkat kedua dalam pilar kesehatan indeks, hingga mendapat pujian secara global atas
keberhasilan manajemen awal menghadapi COVID-19, meskipun lonjakan infeksi
baru-baru ini membuat negara itu kembali waspada dan 7 April perdana menteri mengeluarkan keadaan darurat
di sebagian besar negara.
Kelebihan
Jepang dalam menejmen kesehatan adalah,
" Selain itu, lebih dari 60%
orang Jepang melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan, dan kami berusaha menjaga
kondisi kesehatan yang baik, jadi itu adalah penyebab lain dari kasus yang
tidak terlalu parah ".
2.
Korea Selatan
Program
Layanan Drive-Thru Pemeriksaan Virus
Corona, petugas medis dengan pakaian
pelindung mengambil sampel dari pengemudi di layanan " drive-thru " di Goyang, Korea Selatan, 1 Maret 2020.
Seorang pengemudi diperiksa dari dalam mobilnya untuk melakukan serangkaian tes
virus Corona COVID-19 oleh staf medis.
Layanan "d rive-thru " di Goyang, Korea Selatan, 1 Maret 2020 |
Berada
di tempat keempat dalam pilar kesehatan Legatum. Negara mampu menguji lebih dari 450.000 orang, hanya
di bawah 1% dari populasi 51 juta dan beban kasus harian baru telah melayang
hanya 47 hingga 53 infeksi dalam beberapa hari terakhir. Sistem perawatan kesehatan Korea juga
berkontribusi pada pengobatan COVID-19 terbilang murah bagi seluruh penduduk di
mana setiap warga negara dilindungi Layanan Asuransi Kesehatan Nasional (NHIS).
3.
Israel
Ketika
munculnya COVID-19 di Wuhan terrmasuk bergerak cepat daalam penanganan
kesehatan sehingga Israel berada di peringkat ke-11 dalam indeks kesehatan. Menteri Kesehatan menandatangani Keputusan
Ordonansi Kesehatan Rakyat untuk memperluas kekuasaan Kementerian untuk
menangani wabah potensial, akhir Januari 2020.
Langkah
tersebut meliputi menghindari perjalanan
internasional yang tidak penting dan isolasi rumah 14 hari bagi warga yang kembali
dari “ titik panas ”, mungkin tampak sangat ketat sejak awal namun terbayar dengan tingkat infeksi dan rawat inap
yang rendah serta memiliki tingkat kematian terendah di danien.
4.
Jerman
Berada
di peringkat ke-12 dalam indeks kesehatan, tingkat kematian COVID-19 secara keseluruhan lebih rendah daripada dan dipuji
sebagai kisah sukses internasional, tetapi para ahli di sana memperingatkan
bahwa negara itu belum keluar dari pandemi.
" Tingkat pengujian yang jauh lebih tinggi di
Jerman dapat menciptakan ilusi tentang seberapa baik perawatan kesehatan negara
itu, dan juga seberapa rendah tingkat kematian sebenarnya dibandingkan dengan
negara lain ", Ujar SiDin Francis de Véricourt, ketua
profesor ilmu manajemen di Berlin. Kemampuan pengujian yang luas telah
menyebabkan keberhasilan memisahkan pasien yang sakit dan tidak bergejala dari
populasi yang sehat, membantu menahan penyebaran.
5.
Australia
Ketibaan di Sydnei 16/3/2020, wajib 14 hari isolasi diri |
Penumpang
tiba di bandara internasional Sydney 16 Maret 2020, dan mereka diwajibkan
menghadapi 14 hari isolasi diri sendiri, dalam upaya untuk memperlambat
penyebaran virus corona. Berada pada
posisi ke 18 dalam pilar indeks kesehatan,
Australia saat ini telah berhasil menjaga tingkat pertumbuhan kasus
menjadi kurang dari 5%, " jauh
melampaui harapan kami " dalam
memproyeksikan model kasus, menurut Perdana Menteri dalam sebuah pidato kepada
negara pada 7 April.
Sistem
perawatan kesehatan "campuran" Australia, campuran dari cakupan
universal melalui Medicare dan sistem pribadi yang banyak digunakan, telah
membantu mempersiapkan negara ini untuk setiap skenario terburuk.
Australia
juga melihat rendahnya insiden penularan lokal, dan pemerintah memperkenalkan
penelusuran kontak cepat dan karantina wajib bagi mereka yang bepergian ke luar
negeri atau melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.
“
Kebijakan ketat kesehatan, mengekang pertumbuhan Covid-19 “,
Said
by MantrISalmaNLegendS@
Komentar
Posting Komentar