KRISIS MUSLIM DI INDIA SATU BENTUK GENOSAID.
INFOKOMNOW.COM
byMuhammaDBakrI, 25 A p r i l 2020
MuHImbILegendS@ "
Strategi yang dianut oleh pemerintahan Hindu nasionalis di bawah
kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, akan menciptakan kondisi yang harus
diawasi oleh dunia internasional ",
Ujar SiDin Arundhati Roy Cendikiawan
India. Situasi wabah COVID-19 di India bersamaan
gelombang Islamofobia, menurut Cendikiawan Arundhati Roy merupakan sesuatu yang terencana , sebagai kampanye hitam yang sengaja di hembuskan
pemerintah sehingga menyulut konflik Islam-Hindu bahwa kaum muslim menyebarkan
virus corona, serupa ketika NAZI Jerman menuding Yahudi mendalangi wabah tifus.
" Saya kira apa yang terjadi dengan wabah
COVID-19 mengungkap sesuatu tentang India yang sudah kita ketahui bersama. Kami
menderita, tidak hanya oleh COVID-19, tetapi juga oleh krisis kebencian, krisis
kelaparan ", Ujar SiDin.
Sebanyak 1,3 miliar penduduk India saat ini sedang menjalani karantina
total yang berlaku di seluruh negeri.
Sejauh ini India mencatat angka kasus penularan melebihi 17.000
kasus dengan 543 orang meninggal dunia, menurut Johns
Hopkins University.
" Saya kira apa yang terjadi dengan wabah
COVID-19 mengungkap sesuatu tentang India yang sudah kita ketahui bersama. Kami
menderita, tidak hanya oleh COVID-19, tetapi juga oleh krisis kebencian, krisis
kelaparan ", Ujar SiDin.
Sebanyak 1,3 miliar penduduk India saat ini sedang menjalani karantina
total yang berlaku di seluruh negeri. Sejauh
ini India mencatat angka kasus penularan melebihi 17.000 kasus dengan 543 orang meninggal dunia, menurut Johns
Hopkins University.
Gelombang
Islamofobia tersulut oleh serangkaian kasus penularan di markas Jemaah Tabligh
di New Delhi akhir Maret silam, di mana di lokasi digelar acara akbar yang
dihadiri ribuan orang, termasuk dari Indonesia. Peristiwa itu lalu dimanfaatkan kelompok
Hindu nasionalis dengan menggalang kampanye antimuslim di media-media sosial.
Tagar seperti #CoronaJihad, #BioJihad atau #MuslimMeaningTerrorist digunakan
untuk menyebar teori konspirasi bahwa kaum muslim berusaha menggunakan virus
corona sebagai senjata untuk melawan India.
Ungkapan
bernada kebencian yang bertebaran di Facebook atau Twitter itu kabarnya ikut
disebar oleh simpatisan Perdana Menteri Narendra Modi dan pejabat teras Partai
Bharatiya Janata. Menurut data yang dihimpun Equality Labs di AS, tagar
#CoronaJihad sudah muncul sebanyak 300.000 kali dan disimak oleh lebih dari 165
juta orang di Twitter sejak 28 Maret, demikian tulis CNN dalam laporannya pekan
lalu. " Ini adalah krisis kebencian terhadap kaum
muslim ", lanjut Arundhati, " yang memboncengi pembantaian di Delhi ketika
warga berdemonstrasi menentang UU Kewarganegaraan yang antimuslim ".
" Selama wabah COVID-19, pemerintah diam-diam
bergerak menangkap mahasiswa, mendakwa pengacara, editor senior, aktivis dan
kaum intelektual. Beberapa di antara mereka bahkan dipenjara baru-baru in ".
Pemerintah
India saat ini dikuasai oleh Partai Bharatiya Jannata yang lahir dari rahim
sebuah organisasi ekstrem kanan Hindu, Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS).
Hampir semua pejabat teras BJP, termasuk PM Modi, merupakan anggota senior RSS. RSS dibentuk 94 tahun lalu dengan impian
mendirikan sebuah negara Hindu. Sempat dilarang di bawah kekuasaan kolonial
Inggris, organisasi ini lalu banyak menginduk pada ideologi NAZI Jerman. V.D. Savarkar, pejuang kemerdekaan India
yang juga merumuskan ideologi Hindutva (Negara Hindu), sempat menulis betapa
India harus meniru pendekatan NAZI terhadap Judenfrage alias "persoalan
Yahudi" agar bisa menanggulangi " persoalan muslim " di negeri sendiri,
tulisnya meminjam istilah yang ramai digunakan oleh pemerintahan Adolf Hitler
di Jerman.
Sejarah
mencatat, Mahatma Gandhi yang meyakini inklusivitas India, dibunuh oleh
Nathuram Godse, seorang anggota RSS. Menurut ideologi Hindutva, India tidak
memiliki tempat bagi kaum muslim. " Kini ideologi itu menjadi agenda utama
pemerintah India di bawah BJP ", klaim
Arundhati. Pemerintah di Delhi
menggunakan taktik serupa dengan yang digunakan NAZI Jerman selama Holocaust,
tudingya dan "
Semua di struktur organisasi, RSS yang beranggotakan Modi dan berfungsi
sebagai kapal induk bagi BJP, sejak lama mengatakan bahwa India harus menjadi
negeri Hindu. Ideologi ini menempatkan kaum muslim di India serupa Yahudi di
Jerman ", Ujar SiDin Arundhati lebih lanjut.
" Dan jika Anda melihat bagaimana mereka
memanfaatkan COVID-19, semuanya serupa dengan bagaimana penyakit tifus
digunakan untuk mendiskriminasi dan menempelkan stigma buruk kepada kaum Yahudi
di Jerman zaman NAZI ". Namun tuduhan Arundhati dibantah Partai
Bharatiya Janata. Melalui juru bicaranya, BJP menepis "seluruh"
tuduhan sang novelis dan bahwa label Islamofobia yang ditempelkan kepada
pemerintah India sebagai "hal yang rasis."
"Tidak
satu pun kebijakan pemerintahan Narendra Modi yang membeda-bedakan penduduk
India atas dasar agama, kasta atau golongan, melainkan murni berdasarkan
hukum," kata juru bicara BJP Nalin Kohli,
Arundhati juga diserang oleh anggota legislatif BJP, Rakesh Sinha. Lewat
akun Twitternya, Rakesh mengklaim pemerintahan Modi "
bebas dari segala bias ", Ujar SiDin
Sang perdana menteri, dan
menambahkan " telah bekerja keras menyelamatkan penduduk
India dari krisis corona ".
“ Tindakan semena-mena berakibat kepunahan satu bentuk Genosaid “,
Said
by MuHImbILegendS@
Komentar
Posting Komentar