ISTI HIDAYATI MAHASISWA INDONESIA MERAIH PENGHARGAAN S3 TERBAIK UNIV. GR0NINGEN 2020 BELANDA
INFORMASINOW.COM
byIrkaBPiranhA, M i n
g g u,
0 4 J
u l i 2
0 2 1
BidaNBidasarILegendS@ Hidayati, mahasiswa S3 asal Indonesia
berhasil meraih penghargaan disertasi terbaik tahun 2020 di Universitas
Groningen, Penghargaan tersebut
diberikan pada acara Summer Ceremony 1 Juli 2021.
Dosen UGM ini membuat disertasi berjudul Understanding mobility
inequality : A socio-spatial approach to analyse transport
and land use in Southeast Asian metropolitan cities, berkat disertasi tersebut Isti Hidayati diganjar hadiah 7.500 Euro atau
sekitar 128 Juta rupiah.
Penghargaan disertasi terbaik atau Wierenga-Rengerink Prize ini merupakan bagian dari Upacara Musim Panas
yang diselenggarakan sebagai acara perpisahan kepada semua siswa internasional
yang lulus di Universitas itu. Setiap
tahunnya lebih dari 1.000 mahasiswa internasional lulus dari
Universitas Groningen Netherland. Istimewanya penghargaan disertasi terbaik pada tahun ini
diberikan pada Isti Hidayati dari Indonesia dengan disertasi yang berjudul “ Understanding
mobility inequality : A socio-spatial
approach to analyse transport and land use in Southeast Asian metropolitan
cities ”, dengan penghargaan ini Isti Hidayati berhak
atas hadiah uang tunai sebesar € 7.500.
Dikutip dari keterangan pers Nuffic
Neso Indonesia, Wierenga-Rengerink Prize mulai diberikan sejak tahun 2015 kepada mahasiswa PhD. Penghargaan diberikan pada mahasiswa yang
menurut juri telah menulis disertasi terbaik versi University of Groningen, Belanda. Ia
menyelesaikan sidang disertasinya dengan predikat cum laude pada Desember
2020 dengan menulis disertasinya di bawah bimbingan Prof.
Claudia Yamu dan Prof. Ronald Holzacker.
Penelitian Isti tergolong istimewa, karena biasanya, penelitian yang dilakukan dalam
satu bidang fokus pada perdebatan teoretis, tetapi Hidayati lebih banyak
menawarkan pandangan praktis tentang ketimpangan mobilitas sistemik dan
individu.
Pemenang penghargaan Wierenga-Rengerink
tahun-tahun sebelumnya adalah : - Namkje Koudenburg (2014) - Hanna van Loo (2015) - Nigel Hamilton dan Jordi van Gestel (2016) - Alain Dekker (2017) - Michael Lerch (2018) - Arpi Karapetian (2019).
Pengajar UGM kelahiran 17 September 1986 ini
mengatakan, disertasinya terinspirasi kondisi di Indonesia. Menurut perempuan berhijab ini, kondisi
transportasi di Indonesia semakin bergantung pada kendaraan pribadi, terutama
di Jogja. " Saya bandingkan ketika saya masih sekolah,
saya banyak menggunakan transportasi umum. Saat ini, banyak siswa yang memilih
diantar menggunakan kendaraan pribadi, menggunakan ojek online, fasilitas
antar-jemput, atau membawa kendaraan sendiri. Padahal, saya merasa pengalaman
naik angkutan umum itu menarik, bisa bertemu banyak orang dan melihat aktivitas
orang lain ", Ujar SiGaluH Isti.
Membuat disertasi menyebabkan Isti punya banyak
pengalaman menggunakan kendaraan umum. Pengalaman ini dirasakan saat berada di
Indonesia dan luar negeri. isti juga telah melewati perjalanan dengan suka dan
duka. " Kalau lagi suntuk, ketemu simbah-simbah yang
selesai jualan di angkot dan cerita gimana hasil jualan hari ini, itu bisa
bikin saya senang. Di sisi lain, saya juga pernah mengalami racism ketika saya
travelling di luar negeri (karena saya pakai kerudung), yang saya pikir tidak
adil ", Ujar SiGaluH
perempuan lulusan S2 Universität Stuttgart, Jerman, ini.
Meski begitu, Isti mengaku dukungan dari supervisor, teman-teman kampus UGM dan perkumpulan pelajar Indonesia, serta
keprofesionalan LPDP yang tidak pernah telat memberi uang beasiswa, yang turut
membantunya mencapai penghargaan dari Universitas Groningen ini. dr.Fahri Zulfikar-detikEdu-Minggu 04/07/2021.
" Tuntutlah ilmu ke ujung Dunia tak terkecuali meski engkau wanita seperti Isti Hidayanti di Belanda ",
S a i d b y BidaNBidasarILegendS@
Komentar
Posting Komentar