AKTIVIS REMAJA PEMBELA LINGKUNGAN “GRETA THUNBERG” YANG GIGIH DARI SWEDIA

INFORMASINOW.COM

byLaKarITaLa  L A,     J  u  m ‘ a  t,     2  6      N  o  v  e  m  b  e  r      2  0  2  1

 

 


AndronGKadiRJanggOLegendS@   Seorang remaja wanita asal Swedia  bernama Greta Thunberg  tiba-tiba melejit sebagai seorang remaja yang gigih dalam aktivisme lingkunganm,   tanpa mengenal  lelah ia  memperkenalkan pada dunia bahwa perubahan iklim itu berbahaya dan memberitahu pula sebab-musababnya.    BBC memperlihatkan sejumlah fakta menarik mengenai Greta, yang mana ia mulai unjuk rasa di depan parlemen Swedia ditahun 2018, saat itu umurnya baru 15 tahun.   Dalam unjuk rasanya, ia berusaha menekan pemerintah untuk memenuhi sasaran emisi karbon.

Sikapnya itu membuat  Greta  T  menjadi  terkenal bersama dengan hashtag  #FridayForFuture.   Pada akhir 2018, lebih dari 20.000 siswa dari berbagai belahan dunia mengikuti gerakannya dengan membolos sekolah sebagai bentuk protes dan  iapun  dinominasikan sebagai penerima  Hadiah Nobel Perdamaian ditahun 2019.

Aktivis iklim Greta Thunberg, 16 tahun  dan tiga orang lainnya dinobatkan sebagai pemenang Right Livelihood Award 2019 atau yang dikenal sebagai Hadiah Nobel alternatif.   Yayasan The Right Livelihood pada Rabu, 25 September 2019, mengatakan Thunberg memenangkan penghargaan ini karena dinilai telah menginspirasi dan memperkuat tuntutan  dengan  adanya tindakan secara politik dalam mengatasi masalah perubahan iklim yang sudah mendesak ini.  Thunberg bisa memaparkan fakta ilmiah.

Atas penghargaan ini, maka para pemenang bakal menerima hadiah uang tunai 1 juta crown Swedia atau sekitar Rp 1,4 miliar.   "  Saya sangat bersyukur karena menjadi salah satu penerima kehormatan besar ini. Tapi tentu saja, setiap kali saya menerima penghargaan, bukan saya pemenangnya. Saya adalah bagian dari gerakan global anak-anak sekolah,  remaja dan orang dewasa dari segala usia yang telah memutuskan untuk bertindak membela planet kita yang masih hidup.   Saya membagi penghargaan ini dengan mereka   ”,   Ujar SiGaluH  Greta Thunberg dengan Soppengernya (Jumawanya).

Bagaimana Greta T bisa melejit Populer  ??.  Semua bermula saat ia memutuskan untuk membolos sekolah setiap hari Jumat,   pada 20 Agustus 2018, Greta mengunggah foto dirinya sedang duduk di luar gedung parlemen Swedia, the Riksdag dan  di sampingnya tampak poster berisi kritik dan dorongan bagi otoritas untuk mengambil tindakan terkait perubahan iklim.   Demo mingguannya mulai menarik perhatian media  kemudian  ia mulai mengajak anak-anak muda lainnya di berbagai penjuru dunia untuk melakukan hal yang sama,  sesuatu yang mulanya adalah kampanye di media sosial kemudian menjelma menjadi gerakan massal   “Fridays for Future”.

Pada tahun 2019 itulah ia berlayar menuju konferensi  UN Climate Summit (iklim PBB) 2019 di New York menyampaikan pidatonya  dan memarahi para pemimpin dunia bahwa mereka belum berupaya maksimal dalam penanggulangan krisis lingkungan.   Ia juga pernah disuruh Donald Trump Presdien USA untuk  “membenahi masalah manajemen amarahnya”  dan  dideskripsikan oleh Vladimir Putin Presiden Rusia  sebagai remaja  “yang baik tapi kurang informasi.”

Karena tindakannya yang berani dan upayanya yang mulia, ia bertemu dengan sejumlah tokoh terkemuka, mulai dari mantan wakil presiden AS yang mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian karena memperkenalkan perubahan iklim, Al Gore, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bahkan bertemu dengan Paus Fransiskus.

Aktivis remaja ini juga sempat mengkritik Amazon karena menghancurkan ribuan barang yang tidak terjual yaitu ribuan hektar  hutan sebagai penghasil oksigen dunia.  Ia memperingatkan mengenai gelombang panas yang melanda beberapa bagian dunia serta seringkali mengkritik pemimpin dunia karena tidak cepat tanggap dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup dan perubahan iklim.

Akhir-akhir ini, Thunberg memfokuskan dirinya pada permasalahan vaksin, dimana ia merasa pembagian vaksin di dunia masih belum terdistribusi dengan baik. Ia bahkan mendonasikan 100.000 Euro (sekitar dua milyar rupiah) kepada Program COVAX dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Yayasan Greta Thunberg.

“  Prilaku positip pada lingkungan sebaiknya di tumbuhkan pada remaja sedini mungkin  “,

S    a    i    d     b   y      AndronGKadiRJanggOLegendS@



Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA