HAENYEO PENYELAM PEREMPUAN DI P JEJU YANG TANGGUH.

INFOKOMNOW.COM
byIndaHPalloranG, 07/03/2019


SanimaHLegenD@   Pulau Jeju merupakan  satu destinasi pelancongan   yang    sangat popular    di   Korea   Selatan, sebuah    Pulau    Vulkanik berhawa  sejuk serta  berbagai keindahan alam seperti pantai, air  terjun,    gunung  berapi, tebing,   kawah,    hingga gua yang    terdapat   aliran  lahar sehingga  bagi Korsel  ia  bagai Bali di  Indonesia,   Sentosa  di Singapura  dan  Phuket bagi  Thailand.   Selain itu  Pulau Jeju  terkenal  akan " putri duyungnya ",  mereka para penyelam perempuan yang biasa disebut haenyeo. Tidak seperti nelayan yang pergi ke laut menggunakan kapal, para haenyeo menyelam tanpa bantuan alat spesial apa pun.

Mereka ini hanya butuh seperangkat pelampung untuk menandai lokasi saat muncul ke permukaan setelah menyelam, sebuah cangkul untuk menggali abalone dan jenis kerang lainnya yang menempel di bebatuan dan jaring untuk mengumpulkan hasil tangkapan mereka.   Mengenakan jaket pelampung yang berat dan kacamata renang, mereka dapat menyelam hingga ke kedalaman 20 meter dan mereka dapat bertahan di bawah kedalaman selama dua hingga tiga menit sambil menahan napas. Tidak ada yang menggunakan tabung oksigen, hanya para hanyeo sudah terbiasa dengan kehidupan di bawah laut seperti ini yang sering mereka sebut dengan julukan putri duyung.

Saat muncul kembali ke permukaan, penyelam perempuan mengeluarkan suara seperti siulan. Itu merupakan cara unik mereka untuk mengeluarkan karbon dioksida dan menghirup oksigen segar.

Di Pulau Jeju setiap keluarga yang mendapatkan anak perempuan dianggap sangat berharga dan beruntung, tidak seperti layaknya keluarga yang mendambakan anak laki-laki,  sebab hanya laki-laki yang memiliki kekuatan dan bisa menjadi kepala keluarga.  Banyaknya perempuan yang bekerja mencari napkah dari pagi hingga malam membuat mereka memiliki tempat spesial dalam masyarakat Jeju.

Anak-anak perempuan di pulau Jeju dulunya telah mulai mengumpulkan kerang atau abalone sejak berusia sepuluh tahun,  akan menyelam selama enam hingga tujuh jam per hari dan tetap melakukan pekerjaan pertanian. Rutinitas yang biasa dilakukan anak-anak P. Jeju adalah bekerja di pertanian, menyelam, lalu kembali lagi ke sawah.  Karena kehidupan sehari-hari yang melelahkan, penyelam perempuan memiliki ungkapan :  “ Lebih baik lahir sebagai sapi daripada perempuan ”,  namun semua itu bukan berarti kehidupan para haenyeo tidak bahagia sama sekali.

Para haenyeo yang bekerja keras dalam berkelompok memperoleh kebebasan, kemandirian, dan harga diri yang lebih tinggi dibanding perempuan lainnya. Tidak hanya ahli dalam mengumpulkan makanan, mereka juga memiliki ketertarikan besar pada isu budaya dan sosial.   Selama masa penjajahan, para penyelam perempuan ini memimpin gerakan anti Jepang dan mendirikan koperasi untuk melestarikan sumber daya kelautan.

Haenyeo saat ini memainkan peran penting sebagai perlindung lautan dan lingkungan ekologinya.  Para Haenyeo diperkirakan telah ada di P Jeju telah ada sebelum Masehi.  Para Haenyeo telah menjadi dari bagian kehidupaan di Jeju,  tempat suci yang menghormati nelayan dan penyelam perempuan menunjukkan bahwa mereka sudah ada sejak manusia mulai mengumpulkan makanan dari laut. Koperasi mereka bahkan mendirikan restoran dan toko seafood.

Studi yang dilakukan tahun 1960 mengenai fisiologi penyelam perempuan menyatakan bahwa Pulau Jeju adalah tempat kelahiran para haenyeo, mereka ini banyak yang bermigrasi ke daerah lain setelah menikah,  apabila jumlah penyelam sudah mencapai batas dan mereka akan pindah ke area lain yang memiliki lebih banyak kerang. Selama pendudukan Jepang, mereka bahkan pergi ke Tiongkok, Rusia dan Jepang untuk mencari uang.   Sehingga ada asumsi yang menunjukkan kalau jumlah penyelam perempuan di Jeju telah menurun drastis karena seperti hal diatas, serangan hiu dan penyakit jantung saat menyelam.  Pada 2002, hanya ada 5600 penyelam perempuan dan lebih dari setengahnya berusia di atas 60 tahun, dalam sepuluh tahun mendatang  jumlah penyelam kemungkinan hanya ada setengahnya.

Jika Anda bertemu para putri duyung tersebut saat mengunjungi Pulau Jeju, itu mungkin akan menjadi hari keberuntungan.   Untuk mempelajari lebih lanjut tentang kehidupan para penyelam perempuan di Pulau Jeju, sebaiknya Anda mengunjungi Museum Haenyeo bangunan berlantai empat, museum ini menawarkan banyak pameran menarik dalam suasana yang nyaman. Haenyeo Museum berlokasi di Hado-ri, desa tepi pantai di Jeju, yang menjadi tempat tinggal para penyelam perempuan.

Cara terbaik yang bisa dilakukan saat mengunjungi museum ini adalah dengan melihat galerinya. Galeri 1 di lantai pertama menampilkan cara hidup para haenyeo. Anda akan melihat bentuk rumah, peralatan rumah tangga yang biasa mereka gunakan, serta makanan yang biasa dikonsumsi.   Galeri 2  di lantai dua, terdapat ruang pameran seputar kehidupan pekerjaan mereka – menampilkan alat dan pakaian yang digunakan saat menyelam, di  galeri ini juga diperlihatkan kontribusi haenyeo dalam mengampanyekan gerakan anti jepang.   Setelah menikmati beberapa waktu di lantai dua, naik tangga spiral yang mengantarkan Anda ke Galeri 3 di lantai tiga  terdapat area observasi yang menghadap laut sehingga Anda bisa menikmati pemandangan di sekitar Jeju.

Museum Haenyeo merupakan sumber informasi terbaik mengenai para penyelam perempuan dan industri perikanan di pulau tersebut.  Sementara di luar museum terdapat area terbuka dengan halaman berumput dan patung-patung. Termasuk monumen yang dibangun untuk menghormati para penyelam perempuan.  Museum Haenyeo merupakan sumber informasi terbaik mengenai para penyelam perempuan dam industri perikanan di pulau tersebut. Selain bisa menambah wawasan, pemandangan dan arsitektur indah dari museum ini patut Anda nikmati.



  Dengan ketekunan kerjaan berat akan jadi biasa       
Said by SanimaHLegenD@



Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA