PM INGGRIS THERESA MAY MENGUNDURKAN DIRI MENYUSUL KEGAGALANNYA MENGSUKSESKAN BREXIT.
INFOKOMNOW.COM
byPaKeLEE, 04/07/2019
byPaKeLEE, 04/07/2019
SaniMaHLegenD@ Perdana Menteri Inggris Theresa May resmi
mengundurkan diri sebagai pemimpin partai berkuasa Inggris, Konservatif, Jumat
07 Juni 2019 menyusul kegagalan misi Brexit yang ia perjuangkan. "
Menyusul notifikasi dari Perdana Menteri Theresa May bahwa ia mundur
sebagai pemimpin Partai Konservatif, kami mengundang pencalonan dari semua
anggota Konservatif yang ingin ikut serta dalam pemilu untuk menjadi pemimpin
partai ", Ujar pernyataan komite
pemilu Partai Konservatif, Jumat (7/6).
Brexit
(Pencabutan Keanggotaan Britania Raya dari Uni Eropah) merupakan satu kebijakan
PM Theresa May atau partai Konservati yang akan membawa Inggris keluar dari
Kesaatuan Uni Eropa yang berdamapak pada keluar dari Pasaar Tunggal Eropah dan
syarikat Pabean Uni Eropah serta mencabut Undang2 Masyarakat Eropah 1972. Kebijakan Brexit yang mulai digelontorkan
sejak tahun 2016 telah mendapat persetujuan Uni Eopah, dan memenangkaan
Referendum dari 32 juta penduduk Inggris namun mendapat penolakan ttelak dari
Parlemen Inggris pada 24 Juni 2019, yang membuat T May akan mengndurkan diri.
Pengunduran
diri diambil menyusul paket usulannya untuk mewujudkan hasil referendum bahwa
Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit ditolak tiga kali di parlemen,
putusan tersebut diikuti sejumlah anggota parlemen dari partainya termasuk
Andrea Ledsom ketua Majelis Rendah Parlemen Inggeris yang terbaru. Dalam pidato
yang penuh emosi di Downing Street, Jumat (24/05), Theresa May mengatakan ia
" telah melakukan yang tebaik " untuk melaksanakan hasil referendum
tahun 2016 yang memutuskan Inggris keluar dari organisasi Uni Eropa.
PM
perempuan kedua yang berada di Inggris tersebut mengatakan, " sangat
disesalkan " ia tidak mampu mewujudkan Brexit, namun baginya pemilihan perdana menteri baru
merupakan langkah terbaik bagi Inggris.
Ketika berpidato, suara May tersedak menahan tangis sambil mengatakan ia
merasa beruntung dapat mengabdi kepada negara yang ia cintai, " Sebentar lagi saya akan meninggalkan
pekerjaan saya yang merupakan kehormatan dalam hidup saya ", Ujar SiGaluh Theresa May.
Sehingga
sampai saat ini sejumlah anggota parlemen dari Partai Konservatif telah
mengungkapkan keinginan untuk merebutkan pos tertinggi di partai berkuasa yang
kemudian akan menjadi perdana menteri baru Inggris, yang akan dipilih dalam
kontes internal partai. Sosok yang difavoritkan adalah mantan Menteri
Luar Negeri Boris Johnson, salah satu
figur yang bersikeras membawa Inggris keluar dari Uni Eropa, bahkan sekalipun
keluar tanpa kesepakatan dan memiliki peran penting dalam kampanye referendum
tahun 2016.
Dalam
sistem pemerintahan kerajaan yang bernas di Inggris, ketua partai yang berkuasa
secara otomatis menjadi perdana menteri, sehingga ia akan meninggalkan kursi
Perdana Menteri Inggris bila pemilihan penggantinya telah menetapkan orang penggantinya. Sebelum
menjadi perdana menteri, Theresa May menjabat sebagai menteri dalam negara
selama enam tahun.
May
memang diberi kepercayaan untuk menjadi PM Inggris setelah referendum Inggris memutuskan
keluar dari UE berlangsung pada pertengahan 2016 silam. Masa pemerintahannya
pun diisi dengan negosiasi-negosiasi untuk menuntaskan proses Brexit, ketika
kebijakan Brexit tak kunjung selesai iapun mengundurkan diri pada bulan Juni
dan akan menyerahkan posisi Perdana Menteri untuk menyelesaikan Brexit hingga
31 oktober mendatang. Terhitung 11
anggota Partai Konservatif akan berlomba untuk mengisi kursi May, termasuk
mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson.
Siapapun
yang terpilih nanti akan dihadapkan pada beberapa opsi, yaitu meneruskan
rencana May untuk keluar dari Uni Eropa dengan mempertahankan kesepakatan
dagang atau mengikuti keinginan oposisi
untuk hengkang tanpa perjanjian apapun. Michael
Gove juga muncul di daftar tiga teratas kandidat yang dijagokan, pria berusia
51 tahun ini termasuk di antara orang Eropa paling bersemangat yang tersisa di
pemerintahan May dan dipandang sebagai figur pemersatu.
Boris
Johnson sebagai tokoh dalam kampanye Brexit pada 2016, menjadi salah kandidat
yang dijagokan dalam pertarungan ini, ia
masih terbuka untuk mengeluarkan Inggris dari keanggotaan Uni Eropa dengan kesepakatan
atau tanpa kesepakatan dan salah satu penantang terberat Johnson adalah Andrea
Leadsom, mantan pemimpin Dewan Rendah parlemen yang ingin membawa Inggris
keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.
“ PEMIMPIN AKAN KONSUKWEN DALAM
PERJUANGANNYA “
Said
by SaNimaHLegenD@
Komentar
Posting Komentar