SUNTIKAN PORTAMA SinoVac DI CHILE KURANG EFEKTIF, YIN WEILONG CEO SinoVac MENJAMIN PRODUKNYA EFEKTIF
INFORMASINOW.COM
byPakeLEE, K a
m i s,
1 3 M e i 2
0 2 1
MantrISalmaNLegendS@Lembaga Penelitian dan Pendidikan di negeri Chile berhasil mengeluarkan sebuah hasil
study terbaru terkait soal Vaksin Corona
(Covid-19), meneliti efektivitas sejumlah
vaksin yang dipakai dalam melawan corona terutama vaksin CoronaVac dari Sinovac
China, yang dipakai 93% di negara itu. Hasil
studi University of Chile menemukan
dosis pertama vaksin ini saja, tidak
cukup melindungi dari infeksi virus corona, dilansir dari AFP, efektivitas
menjadi 56,5% dalam melindungi penerima dua minggu setelah dosis kedua dan
hanya 27,7% efektif dalam dua minggu dosis pertama.
Untuk dosis tunggal saja, kemanjuran dalam 28 hari antara
dosis pertama dan kedua, hanya 3%. Diperkirakan kemanjuran CoronaVac dalam
kondisi kehidupan nyata sebesar 54%, sejalan dengan hasil uji coba di Brasil.
Para peneliti juga disebut mengamati efek vaksin buatan
Pfizer-BioNTech, namun hasilnya tidak
jelas dalam penelitian ini, apakah hasilnya bisa disamakan atau tidak. Meski demikian, sebelumnya penelitian Israel
menyebut vaksin Pfizer-BioNTech diperkirakan sekitar 94% efektif ke warga di
negara itu. " Mendapatkan vaksinasi sangat signifikan
mengurangi kemungkinan infeksi, itu tidak menghilangkannya, tetapi
menurunkannya banyak. Oleh karena itu Anda harus mendapatkan vaksinasi ",
Ujar SiDin Ennio Vivaldi Rektor Universitas Chile.
" Tetapi juga
jelas bahwa dosis pertama dari CoronaVac
dengan sendirinya tidak memiliki efek yang relevan setelah empat minggu yang
berarti penerima vaksin sama rentannya terhadap infeksi seperti orang yang
tidak divaksinasi ", Ujar SiDin Ennio Vivaldi Lagi.
Studi tersebut memperkirakan bahwa untuk orang antara 75 dan 79, yang
ditargetkan pada kampanye vaksinasi awal, akan terjadi 80% lebih banyak infeksi
tanpa vaksin sementara untuk mereka yang
berusia 70 hingga 74 tahun, persentasenya turun menjadi 60%.
Vaksinasi di Chile termasuk
salah satu kampanye vaksinasi paling maju di Amerika Selatan, sejauh ini telah memberikan setidaknya satu
suntikan kepada 7,07 juta orang dan keduanya memberikan suntikan kepada 4,04
dari 15,2 juta penduduk yang ditargetkan untuk vaksinasi. Seperti bagian Amerika Latin lainnya, negara ini telah
mengalami peningkatan tajam dalam infeksi baru, bahkan telah melampaui tingkat harian
gelombang pertama tahun lalu, dengan lebih dari 8.000 kasus baru per hari.
Mengkinfirmasi
dengan Yin Weidong CEO Sinovac,
dalam wawancaranya dongan Global
Times, mengatakan produk vaksinnya
dinilai masih efektif melawan Covid-19 dan mutasi lain, sementara menurutnya vaksinasi massal masih
jadi kunci penyelesaian pandemi ini.
" Salah saru prasyarat
mendesain ulang adalah strain yang bermutasi menjadi dominan. Vaksin yang kami gunakan sekarang masih
efektif melawan Covid-19 dan mutasi lain dari virus corona. Hanya beberapa negara yang mengalami endemik
strain virus yang bermutasi. Bagi
sebagian negara lain, upaya vaksinasi massal dan cepat merupakan kuncinya ",
Ujar SiDin Yin Weidong dengan Soppenger (Jumawa), Rabu (10/03/2021).
Dia menambahkan pihaknya bekerja sama dengan para ilmuwan
dan lembaga nasional di China untuk melacak setiap perubahan daalam hal ini termasuk juga melakukan diskusi terkait pengobatan
potensial. Menurutnya kalibrasi ulang
vaksin membutuhkan rekayasa ulang mutasi strain
serta juga diperlukan penilaian kembali pada standar dan Kebijakan
regulasi untuk vaksin baru tersebut,
" Jika derajat variasinya
tidak besar, mungkin tidak perlu penyesuaian: Jika derajat variasi serius,
penyesuaian butuh kerja sama dengan berbagai pihak ",
Ujar SiDin Tin Weidong.
Sementara itu vaksin Sinovac, Pada kesempatan tersebut Yin Weidong
mengklaim Vaksin SinoVac
memberikan perlindungan 80-90 persen dalam dua bulan setelah dua suntikan
diberikan namun menurutnya antibodi
penerima vaksin terus menurun. Dia
menambahkan pihaknya sedang melakukan penelitian untuk memberikan suntikan
vaksin ketiga kalinya. Riset itu bertujuan melihat apakah perlindungan menjadi
lebih tinggi lagi, " Kami sekarang menganalisa data tingkat
perlindungan setelah enam bulan termasuk melakukan eksperimen dalam memberikan
suntikan ketiga pada penerima untuk melihat apakah ada peningkatan proteksi
lebih tinggi. Beberapa hasilnya diharapkan akan segera keluar ",
Ujar SiDin Yin Weidong.
Yin Weidong juga menjawab kekhawatiran pada vaksinnya pasca
sejumlah kabar menyebutkan penerima mengalami gejala berat setelah
suntikan, salah satunya warga Hongkong
yang meninggal setelah mengalami kesulitan bernapas dan diketahui sebagai
penerima vaksin. Yin W mengatakan tak
menutup kemungkinan setelah vaksin akan ada penyakit yang diderita para
penerima dan pihak Sinovac juga telah mengumpulkan data terkait hal tersebut, "
Saat ini kami telah mengumpulkan data mengenai reaksi dari puluhan juta
orang setelah inokulasi ", Ujar Yin Weidong.
Namun menurutnya semua jenis masalah pada orang yang
diinokulasi masih ditaraf normal
dan ia menjanjikan penyelidikan
perusahaannya akan ditindaklanjuti secara intensif. Namun mengembalikan lagi pada administrasi
kesehatan lokal dan departemen setempat untuk membuat keputusan dan
penilaian, " Kami yakin keamanan seluruh vaksin Sinovac
karena terbukti aman setelah pengamatan vaksinasi massal ",
Ujar SiDin Yin Weilong.
NB, (Studi efektivitas vaksin
virus Corona (COVID-19) buatan Sinovac Biotech secara real-world yang dilakukan
di Chile menunjukkan level perlindungan lebih tinggi. Seperti dilansir Global Times, Jumat
(9/7/2021), laporan akademik terbaru yang dirilis Rabu (7/7) waktu setempat
mengungkapkan bahwa data real-world skala besar membuktikan vaksin Sinovac,
atau Coronavac, efektif 69,5 persen dalam mencegah kasus Corona bergejala.)
dimuat, Jum’at, 10/08/2021.
“ Menghentikan penyakit
menular tidak cukup dengan obat tapi perlu budaya hidup yang sehat “,
S a i d b y MantrISalmaNLegendS@
Komentar
Posting Komentar