PRAJURIT SERDADU JEPANG SOICHI YOKOI HINGGA AKHIR TAK MENYERAH, SEMBUNYI DI GUA HUTAN INARAJAM GUAM SELAMA 28 TAHUN

INFORMASINOW.COM

byIrkaBPiranhA,     M  i  n  g  g  u,   1  2    F  e  b  r  u  a  r  i    2  0  2  3.

SOICHI YOKOI  bersembunyi 28 tahun tak menyerah

TokEChinATaiwaNLegendS@   Soichi Yokoi berusia 26 tahun saat diajari bahwa menyerah adalah kemungkinan terburuk yang dilakukan seorang tentara,  berbekal  ajaran ini  ia  lalu bersembunyi 27 tahun di gua yang ia gali sendiri di Guam, sebelah barat Samudera Pasifik.    Soichi Y  yang sudah menjadi prajurit  Angkatan Darat Jepang sejak 1941 untuk Perang Duni  ke-II   kemudian melarikan diri dan bersembunyi di hutan selama invasi Amerika Serikat ke Guam, Oseania, Juli 1944. Saat itu, AS menyerbu Guam sebagai bagian dari serangan ke Jepang di Pasifik.

Usai bersembunyi di pedalaman hutan Guam selama 28 tahun   Shoichi Yokoi, sang  tentara Jepang berpangkat sersan, akhirnya ditemukan para petani setempat pada 24 Januari 1972,  dia  bersembunyi dilokasi itu setelah pasukan Amerika merebut pulau  pada Agustus 1944.  Shoichi Yokoi dan kedua temannya  sepakat bersembunyi dalam tempat terpisah di dalam  hutan, namun  mereka  tetap saling mengunjungi.   Kopral tombak ini juga percaya, rekannya sesama tentara kelak akan kembali untuk menjemputnya.

Serbuan  Sekutu  membuat satuan komando Jepang di  Guam  terpecah, prajurit seperti   Shoichi Yokoi dan rekan-rekan  harus berjuang menyelamatkan diri masing-masing,  Shoichi  Yokoi dan sekitar 130 prajurit Jepang tidak langsung tahu bahwa Jepang menyerah kalah pada Sekutu  14 Agustus 1945, atau secara formal  2  September 1945. Satu kelompok  10 prajurit semula bersembunyi di hutan, termasuk Shoichi Yokoi,  sadar  beramai-ramai  justru berisiko ditangkap, tujuh di antaranya berangkat ke daerah lain.  Tiga yang tersisa, termasuk Yokoi, mundur jauh ke dalam hutan,  namun diantara mereka ada yang tertangkap pasukan sekutu (AS) dan  di antaranya ada memilih tidak pulang ke Jepang karena takut dianggap  pembelot dan dihukum mati.

Karena itu, ia dan kedua temannya menetapkan diri untuk bersembunyi di wilayah Inarajan, Guam dari kondisi bahaya sampai waktunya keluar,    "  Sejak awal mereka sangat berhati-hati agar tidak terdeteksi, menghapus jejak kaki mereka saat bergerak melalui semak belukar  ",   kata Omi Hatashin, keponakan Yokoi yang menyusun kisah pamannya dalam memoar Private Yokoi's War and Life on Guam, 1944-1972.  Tempatnya  bernaung  sebuah Gua  dibuat Shoichi Yokoi di dekat air terjun Talofofo sehingga dekat sumber air. Lokasinya sekitar 2 meter dari permukaan tanah, dengan panjang 2,7 meter.

Soichi Yokoi dari Gua kembali ke Jepang
Shoichi Yokoi adalah seorang prajurit Jepang yang lahir di Prefektur Aichi Jepang pada 1915,  sebelum direkrut menjadi Angkatan Darat Kekaisaran Jepang pada 1941  Shoichi Y  bekerja sebagai penjahit. Setelah bergabung dengan prajurit, dia ditempatkan di Tiongkok sampai kemudian dipindahkan ke Guam  sampai  pasukan Amerika Serikat hampir memusnahkan resimen Shoichi  Y  di musim panas 1944, dia  dan  sekelompok  sepuluh rekan melarikan diri ke hutan, mereka termasuk dari 5.000 tentara Jopang yang menolak menyerah  kepada Sekutu setelah portompuran di Guam.

Keterampilannya sebagai Ponjahit membantu  Shoichi  Y mudah  membuat tempat tinggal dan pakaian dari alat tenun bikinan sendiri dan serat lokal kulit kembang sepatu  sehingga  ia tidak terlalu kepikiran soal kesulitannya dan keluarganya di rumah untuk bertahan selama puluhan tahun.   Agar tidak mati kelaparan, ia mencari makan hewan-hewan kecil yang bisa ditemukannya di sekitar  dan  meninggalkan gua di malam hari agar aman  ia  juga   tidak pernah memasak atau menyalakan api di dalam guanya di siang.

Awalnya, mereka bertahan hidup dengan mengonsumsi ternak penduduk setempat,   ketika jumlah ternak makin menurun, mereka mundur ke bagian pulau yang makin terpencil. Mereka tinggal di gua atau tempat berlindung sementara di bawah tanah di P Inarajam  dengan  hanya makan kelapa, pepaya, udang, katak, kodok, belut,  rerumputam  dan tikus.   Shoichi Yokoi menggunakan keterampilan menjahitnya untuk menenun pakaian dari kulit pohon dan menandai berlalunya waktu dengan mengamati fase bulan. Dia akhirnya berpisah dengan rekan-rekannya yang menyerah, menjadi korban tentara musuh yang sedang berpatroli, atau akhirnya meninggal.

Setelah itu, Shoichi  Y  tetap melakukan kontak dengan dua tentara lainnya, setelah keduana  meninggal dalam bencana banjir pada 1964, dia akhirnya tak ditemani siapa pun  serta  menghabiskan delapan tahun terakhirnya dengan bersembunyi dalam Gua  isolasi total.   Shoichi Y  merupakan salah satu prajurit terakhir yang  tak  menyerah,   merupakan contoh ekstrem dari penerapan prinsip Bushido, yang menekankan kehormatan dan pengorbanan diri. Ketika Yokoi kembali ke negara asalnya setelah hampir tiga dekade bersembunyi, reaksi awalnya adalah penyesalan,   "  Dengan sangat malu saya kembali  ",  Ujar SiDin Shoichi Yokoi dengan Soppengernya (Jumawanya).

Gua tempat  Soichi Yokoi bersembunyi di Inarajam Guam

 

   Jiwa Bushido prajurit Jepang membuat mereka pantang menyerah  “, 

S       a       i       d         b     y         TokEChinATaiwaNLegendS@

 


Sorry beberapa nama pepatah Blogg ini sebagai jenaka  !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA