DEMI PROYEK GILA !! YANG AMBISIUS, RAJA ARAB “PENUH DARAH” MENGHABISI WARGA LOKAL
INFORMASINOW.COM
byMcDonalDBiunG, J u m a t, 2 8 A p r i l 2 0 2 3
SyaiDIdruSKepdeSLegendS@ Bendera " Arab Saudi "
Program tersebut melahirkan berbagai proyek, mulai dari kota futuristik NEOM, Qiddiya,
hingga pembangunan pusat pemukiman dan bisnis baru seperti The Mukaab dan The Line. Namun, di balik
berbagai proyek mercusuar tersebut, beberapa
laporan mengatakan bagaimana pihak kerajaan Arab Saudi telah melakukan
tindakan di luar batas kemanusiaan ke warga lokal dikawasan kegiatan tersebut.
Dimulainya seluruh konstruksi disebut sebagai bencana
bagi warga lokal. Dalam laporan BBC,
khusus proyek NEOM di mana terdapat The Line di dalamnya, warga lokal dari suku
Huwaitat 'dihabisi'. Tercatat ada
20.000 orang dari suku Huwaitat dipindahkan paksa untuk memulai
pembangunan kota yang memiliki tujuan "mengutamakan manusia" itu. Mereka disebut telah ditangkap, dilecehkan dan diculik oleh pihak keamanan kerajaan setelah memprotes berbagai proyek pembangunan
itu.
Kasus paling fenomenal menimpa kepala suku Huwaitat,
Abdul Rahum Al-Huwaiti. Mengutip Al Jazeera, Abdul sebelumnya mewakili sukunya
dan sangat vocal menyuarakan kritik terhadap pihak kerajaan di akun Youtube
sejak April 2020. Namun tak lama
setelah itu, tulis BBC, kediaman Abdul Rahim disantroni dan diawasi pihak
keamanan, hingga akhirnya dia ditembak
mati di kediamannya tanpa alasan jelas.
Kepolisian Saudi mengklaim kematiannya itu disebabkan karena
upaya berontak yang dilakukan Al-Huwaiti, yang ingin menembak lebih dulu.
Namun, istrinya menolak pernyataan polisi.
Tak hanya itu, mengutip laporan lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) Arab
Saudi, ALQST, ada tiga orang lain yang juga turut
dibantai oleh pihak kerajaan, mereka
adalah Shadli Al-Huwaiti, Ibrahim Al-Huwaiti dan Ataullah Al-Huwaiti, kemudian seluruhnya tewas di tangan keamanan.
Dalam laporan lembaga itu, mereka dijatuhi hukuman mati.
Sebuah laporan yang
mencatat kejadian sepanjang 2022, ALQST mencatat sudah ada 122 orang
yang dieksekusi karena menganggu jalannya proyek ini. Dan, ini hanya gunung es sebab di sebaliknya masih
ada penindasan selain hukuman mati. " Pihak berwenang Saudi telah berulang kali
melakukan penggusuran paksa untuk membersihkan wilayah penduduk. Seluruhnya terangkum dalam operasi yang
ditandai dengan kurangnya transparansi dan pelanggaran seperti kegagalan untuk
membayar kompensasi yang memadai ", Ujar dalam tulisan ALQST itu.
Atas permasalahan ini banyak ahli yang berpendapat jika
proyek Arab Saudi bakal bernasib sama seperti stadion megah di Piala Dunia
Qatar 2022. Perlu diketahui Qatar juga
dikritik dari sisi HAM karena pembangunan yang dianggap tak berperikemanusiaan,
di mana banyak pekerja migran meninggal dalam penyelesaian proyek tersebut.
" Akankah
NEOM menjadi langkah pertama menuju liberalisasi negara ? atau apakah kota itu hanyalah proyek prestise
lain dari negara kaya minyak di Timur Tengah ? Sayangnya, dalam nada yang mirip
dengan Piala Dunia FIFA di Qatar, Neom mungkin yang terakhir: sebuah proyek
futuristik yang tampak utopis dan modern dari luar tetapi diganggu oleh
pelanggaran hak asasi manusia dan masalah lingkungan dari dalam," tulis Mina
Marie Schmidt di Spectator
Menurut Rowan Mooer di The Guardian, tujuan
liberalisasi Arab Saudi ini sangat goyah mengingat kental dengan noda hitam
HAM. Proyek-proyek tersebut bisa saja menjadi batu sandungan bagi Arab Saudi
sendiri dan jika berhasil pun mereka akan dicap sebagai rezim yang penuh
"lumuran darah". Hal ini
tentu menjadi ironi sebab seluruh kota tersebut nantinya diisi oleh orang-orang
kaya dari seluruh dunia, sementara akan banyak dari penghuni lama kawasan
proyek pembangunan harus hidup penuh dengan kesengsaraan.
“ Tak kurang banyak rencana besar dan ambisius
terselesaikan dengan tangan besi dan lumuran darah “,
S a
i d b
y SyaiDIdruSKepdeSLegendS@
Komentar
Posting Komentar