RUSIA MENGKLAIM 10 WNI DADI TENTARA BAYARAN UKRAINIA, INDONESIA AKAN MENYELIDIKINYA
INFORMASINOW.COM
byRaisALembuduT, M i n g g u, 1 7 M a r e t 2 0 2 4
Tentara Ukraina sedang mengikuti pelatihan tempur, pada 01 Februari 2023.
AyunGFilMChinALegendS@ Pemerintah
Indonesia pada Jumat (15/03/2024) mengatakan sedang menyelidiki klaim Moskow
yang menyatakan bahwa 10 warga negara Indonesia (WNI) telah menjadi tentara
bayaran dan berperang bersama Ukraina melawan Rusia, sejak pasukan Vladimir
Putin menginvasi bekas republik Soviet tersebut pada Februari 2022. Kementerian Pertahanan Rusia melalui
kedutaanya di Jakarta pada Kamis mengatakan bahwa sejak 2022 tercatat sekitar
13.387 tentara bayaran asing telah memasuki Ukraina. Sementara itu, telah
dikonfirmasi bahwa sekitar 5.962 tentara bayaran asing tewas.
“ Kementerian Pertahanan Rusia terus mencatat
dan mendata semua tentara bayaran asing yang tiba di Ukraina untuk berpartisipasi
dalam pertempuran ”, Ujar penyampaian Kedutaan Rusia di Jakarta
dalam pers rilis melalui akun Telegram, Jumat (15/03/2024). Dalam tabel yang disertakan pada lampiran
keterangan tersebut, Indonesia masuk dalam penyumbang tenaga tentara bayaran
untuk Ukraina, di samping dari Australia dan Oceania, “ Terdapat
10 WNI dan empat di antaranya sudah tewas
”, demikian keterangan dalam
tabel.
Terkait
pernyataan tersebut, Kementerian Luar
Negeri Indonesia menyatakan akan mendalami hal ini, “ Informasi
tersebut perlu didalami lebih lanjut. Silakan bertanya kepada Rusia mengenai
data yang mereka miliki ”, Ujar SiDin Lalu Muhammad Iqbal Juru Bicara
Kementerian Luar Negeri, Jumat Maret. Dalam
rilis tersebut disebut Polandia menjadi penyumbang tentara bayaran Ukraina
paling banyak yaitu sekitar 2.960, disusul Amerika Serikat sebanyak 1.113
orang, Georgia 1.042, Kanada 1.005 dan Prancis 356 orang, kata laporan
itu. “
491 orang tentara bayaran AS tewas dalam pertempuran. Selain itu Prancis, meskipun menyangkal
kehadiran tentara bayaran di Ukraina, juga telah kehilangan 147 warganya ”.
Sebelumnya
Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada Juni 2022 mengunjungi Ukraina dan
Rusia sebagai bagian dari apa yang diklaimnya sebagai misi perdamaian untuk
mengakhiri permusuhan antara kedua negara bertetangga yang merupakan salah satu
negara penghasil pangan terbesar di dunia.
Dia mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di
Kyiv pada 29 Juni 2022 dan melawat ke Moskow keesokan harinya untuk bertemu
dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Saat itu, Indonesia memegang presidensi G20 dan pada akhir tahun itu Indonesia menjadi tuan rumah KTT dari 20 negara dengan perekonomian terbesar dunia itu. Jokowi sempat mengatakan kunjungannya juga bertujuan untuk menghindari krisis pangan. Sejak invasi tersebut, Rusia telah memblokir seluruh pelabuhan Laut Hitam Ukraina dan memutus akses ke hampir seluruh wilayah ekspor negara tersebut, terutama biji-bijian, sehingga memicu kekhawatiran akan krisis pangan global.
Terkait
isu keterlibatan sejumlah WNI sebagai tentara bayaran Ukraina, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin membantahnya menyebut pernyataan itu tanpa bukti dan hanya tuduhan kosong
sebagai bagian dari propaganda Rusia, “ Apakah ada bukti dan faktanya ? Jika tidak, maka semua juga tahu bahwa Rusia
adalah pembohong dan provokator professional ”, Ujar
SiDin Vasyl H dengan Plabomoranya (Hebatnya) pada NusaNTaRa.Com. “ Rusia
hanya berbicara untuk mengutarakan kebohongan. Lihat saja di Google mengenai
tentara bayaran asing yang bertempur di pihak Rusia, ada India, Nepal, Kuba dan
dari negara lainnya. Dan informasi ini sudah banyak di media dan semua
terbukti ”, Lanjut SiDin.
Perang yang berkecamuk sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 itu hingga saat ini tidak memperlihatkan tanda-tanda akan berhenti, bahkan di tengah Rusia yang sedang menyelenggarakan pemilu pada 15-17 Maret ini. Denise Brown, Koordinator Kemanusiaan PBB (OCHA) untuk Ukraina, mengungkapkan kegeramannya atas serangan Rusia yang menyasar warga sipil dalam sebuah postingan di X. " 'Hilangnya nyawa dan cedera yang diderita warga sipil dan mereka yang tanpa pamrih mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan mereka adalah hal yang benar-benar tidak dapat diterima.’ Koordinator Kemanusiaan untuk #Ukraina mengutuk serangan brutal hari ini di #Odesa yang menewaskan atau melukai sejumlah warga sipil dan petugas pertolongan pertama ”, Ujar SiDin Brown.
Komisi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) melaporkan lebih dari 10.000 kematian warga sipil dan hampir 20.000 orang terluka sejak invasi besar-besaran Rusia dua tahun lalu, namun mengatakan angka sebenarnya mungkin lebih tinggi. Sementara itu, Presiden Vladimir Putin menyatakan pada Rabu bahwa pihaknya siap melakukan perang nuklir dengan negara Barat jika AS mengirim pasukan ke Ukraina, “ Dari sudut pandang teknis militer, kami tentu saja siap ”, Cakap Ganal SiDin Vladimir Putin dengan Soppengernya (Jumawanya).
Menurut
Radityo Dharmaputra pakar Eropah Timur
UNAIR , Rusia kerap menyebarkan kabar bohong serta propaganda sebagai upaya
mempengaruhi negara-negara lain. Ia
merujuk pernyataan Moskow yang sempat menyatakan perihal keberadaan senjata
biologis dan Nazi di Ukraina. “ Disinformasi, propaganda, dan teori
konspirasi lain sudah jamak digunakan elite politik Rusia, baik ke masyarakat
sendiri maupun negara lain. Saya ragu (terkait isu tentara bayaran asal
Indonesia) karena yang menyampaikannya Rusia
”, Ujar SiDin Radityo Dharmaputra Laji.
Keraguannya itu juga didasari oleh keterbatasan dana Ukraina untuk membayar orang asing dan Radityo membandingkan dengan kemampuan finansial Rusia yang bisa membayar orang untuk berperang, seperti tentara bayaran Rusia, Wagner. “ Legiun internasional Ukraina memang ada, tapi kita harus mengingat juga bahwa mereka tidak punya dana. Berbeda dengan Rusia yang ekonominya saat ini digerakkan untuk perang ”, Cakap SiDin Radityo D.
“ Terkadang politik melahirkan satu pernyataan
tak reality “,
S a
i d b
y AyunGFilMChinALegendS@
Komentar
Posting Komentar