DILEMA MINORITAS ASIA DI AMERIKA YANG TERANIAYA
INFOKOMNOW.COM byPakeLEE, K a m i s 2 5 M a r e t 2 0 2 1
TokETaiwaNLegendS@ Kejahatan rasial terhadap orang Asia dan Keturunannya di Amerika Serikat (AS) meningkat tajam, ini terasa sejak berawalnya Pandemi global Virus Corona (Covid-19) awal 2020. Fakta Wuhan China sebagai awal dari teror by Covid-19 dan menjadi sikap mantan Presiden Donald Trump dan menyebutkan Virus China memperkuat rasisme orang Asia di negeri Paman Sam.
Setidaknya ada 500 insiden dalam dua bulan pertama tahun 2021 data yang tercatat sebagai angka insiden kebencian dan diskriminasi terhadap orang Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik, sesuai data Stop AAPI Hate, serta jika dilihat dari setahun terakhir akan lebih besar mencapai 3.795 keluhan. Sebagian besar data mencatat 68 % merupakan pelecehan verbal sementara 11 % melibatkan serangan fisik.
Kasus terbaru metipakan Penembakan dan Pembunuhan eoleh warga Amerika terhadap delapan di Area Spa di Atlanta, Selasa (26/03/2021) malam, enam diantaranya wanita asia-amerika. Laporan kematian orang Asia di AS minggu terakhir ini, diantaranya seorang imigran Thailand, Vichar Ratanapakdee berusia 87 tahun dan penyerbuan brutal terhadap pria berusia 67 tahun di San Francisco serta pemukulan pria bernama Denny Kim 27 tahun di KoreaTown Los Angeles. Para penyerang mengatakan " Kamu mengidap Virus China, kembali ke China ".
Menurut data New York City Police Departement (NYPD) tahun 2020 ada 29 penyerangan bermotip rasial terhadap orang Asia-Amerika di New York City, sekitar 24 kasus diantaranya memiliki " motivasi virus corona ". Setelah pembunuhan di wilayah Atlanta tersiar kepenjuru negeri menuntun orang kearah anggapan kekerasan rasial.
Di lansir dari The Washington Post, sikaop rasis terhadap orang Asia di Amerika telah betlangsung sejak beberapa abad lalu, kilasan itu terkuak tahun1.700-an ketika para dokter Tiongkok membuat gambar epidemiologis dari korban cacar secara lengkap namun dengan tidak masuk akal iti diklaim Prancis beberapa tahun kemudian.
Keadaan ini sebagai wujut klaim pengobatan Eropah lebih unggul meski pada saat yang sama justru orang Eropah merupakan penduduk Cacar dan Campak terbesar penyebab punahnya populasi Asli di seluruh Amerika dan Pasifik. Keadaan ini juga menimbulkan anggapan bahwa orang China adalah Ras Kotor dan Pembawa Penyakit Mematikan.
Pada abad ke-19 negara-negara Eropah putus asah untuk mengeksploitasi kekayaan Asia, memaksa Jepang dan China di buka. Mereka memulai dengan perdagangan Opium untuk Sutra, Teh dan Perak dan ketika China berusaha mengakhirinya dengan membuat narkotik ilegal kekuatan asing memulai dua Perang Candu berturut-turut.
Hilangnya China dari kedua perang tersebut membuka lebih jauh lagi kepentingan bisnis Eropah dan Amerika, yang menghidupkan kembali gagasan bahwa orang China Lemah dan Menderita sahwat. Perang menggerakkan Migrasi dan streotip ketidak murnian mengikuti para migran ke Amerika, dimana mereka dipaksa kepermukiman terpisah secara rasial yang terkadang tumbuh menjadi ChinaTown , JapanTowns dan FilipinoTowns.
Bertahun-tahun kebrutalan pun terjadi kepada warga Asia di sana , pada tahun 1886 saja massa membakar setidaknya selusin ChinaTown di California hingga rata dengan tanah. Serangkaian UU yang disyahkan juga dibuat untuk membatasi hak-hak sipil orang Asia-Amerika, termasuk akses ke pendidikan, praktik budaya dan aktivitas bisnis.
Terdapat juga UU yang bertujuan menegakkan kemurnian pria kulit putih atau White Supremacist propaganda. California mengesahkan UU Anti-Miscegenation yang melarang pernikahan antara orang kulit putih dan " Negro, Mulatto dan Mongolia ". UU semacam ini mencapai puncak pada Undang-undang pengecualian Chins tshun 1882 dan menjadi UU Federak AS untun pertama kalinya mengecualikan suatu kelompok etnis. Reff.CNBCIndonesia, 23/03/2021.
" Perbedaan derajat hidup manusia akan diikuti perbedaan perlakuan sosialnya ",
Said by TokETaiwaNLegendS@
Komentar
Posting Komentar