BEBERAPA SUASANA RAMADHAN 2021 SAAT COVID-19 DI TURKI YANG BERBEDA DI INDONESIA
INFORMASINOW.COM
byAsnISamandaK, S e n i n, 2 1 J u n i 2 0 2 1
Mesjid Biru di Istambul Turki |
JanggOLatieBAraBLegendS@ Di Indonesia Bulan Puasa selalu ditandai dengan mulai munculnya banyak
penjual takjil di tepi jalan, dini harinya masjid-masjid mengajak umat Muslim untuk
bangun untuk melakukan sahur dam mulai pukul 18.30 WIB, orang-orang sudah
mengenakan mukena dan sarung kemudian berjalan kaki ke masjid untuk tarawih. Apakah suasana bulan Ramadhan di Indonesia ini
sama dengan di negara lain seperti Turki selama pandemi Covid-19 ? atau mungkin ada yang berbeda ? .
Dalam Instagram Live “Turknesian
Talks ! Berbagi Cerita Puasa Saat Pandemi di Turki” di akun Instagram @turknesia pada Minggu
(2/5/2021), para pelajar Indonesia di Turki menceritakan pengalaman mereka
menikmati bulan puasa di sana. Salah
satunya adalah Egis Putra Habsyi, pelajar dari Kahramanmaras Sutcu Imam
University yang menceritakan bahwa masjid-masjid di sana meniadakan kegiatan tarawih
untuk mencegah kerumunan, “ Selama puasa di sini, sekarang tarawih cuma
bisa di rumah saja karena di Turki sendiri, masjid tidak dibuka untuk
tarawih ”, Ujar SiDin Egis Putra Habsyi.
Pelajar dari Erciyes University bernama Shafanida Mardhani, menceritakan keadaannya di Turky bahwa pengetatan
lockdown baru-baru ini tidak memungkinkan orang-orang pergi keluar rumah, “ Kecuali
untuk yang penting, (misalnya) mau ambil uang ya boleh. Kalau yag lainnya, ada polisi yang lewat-lewat
(untuk) jaga-jaga ”, Ujar Shafanida Marhani. Sementara itu, Fakhri Ziyad Mubarok pelajar dari Ankara Yildirim Beyazit University
menuturkan banyak toko yang mengadakan diskon besar-besaran sebelum lockdown
diperketat, “ Sebelum lockdown, toko-toko gitu adakan
diskon besar. (Orang-orang) nyari kesempatan sebelum lockdown harus beli baju
untuk lebaran. (Tapi) ketika lockdown emang benar sepi banget ”,
Ujar SiDin Fakhri Z Mubarok.
Berikut ini beberapa
keadaan puasa yang borbeda di Turki dan di Indonesia selama pandemi
Covid-19 2021, Senin (03/05/2021). Sebagai Nota Bend yang perlu dicatat bahwa beberapa
hal yang dipaparkan di bawah adalah pengalaman selama pandemic dan ada kemungkinan pengalaman di bawah juga
dialami pelajar Indonesia lain yang sudah ada di Turki sebelum pandemic :
1. Durasi puasa yang lebih lama
Ziyad mengatakan, durasi puasa yang lebih lama jika
dibandingkan dengan saat di Indonesia adalah sesuatu yang membuatnya kaget
selama berada di Turki, “ Bisa dibilang, kalau di Turki sampai 15-16
jam sedangkan di Indonesia 12-13 jam. Mungkin di Turki (karena) mau jelang
musim panas jadi siangnya agak panjang ”, Ujar SiDin Ziyad.
2. Tidak ada kegiatan tarawih di masjid.
Takjil kue2 untuk berbuka Puasa |
Egis mengatakan bahwa masjid-masjid di sana meniadakan
kegiatan tarawih tetapi mereka tetap
dibuka untuk kegiatan shalat Jumat. Hal
tersebut membuat Egis, Shafanida, dan Zayid tarawih di rumah masing-masing
bersama teman-teman mreka dan meski tarawih
tidak dilakukan di masjid, Zayid tetap berkunjung untuk masjid saat dzuhur atau
ashar, “ Tapi
kalau untuk maghrib dan isya di rumah, plus tarawih sama teman saya. Turki sama
Indonesia punya kesamaan, kayak mayoritas Islam dan banyak masjid ”,
Ujar SiDin Zayit dengan Plabomoranya (hebatnya).
3. Tidak ada penjual takjil
Mayra Najmifajri Safira, pelajar di Ankara Yildirim Beyazit
University, mengatakan bahwa dia tidak menemukan penjual takjil selama berada
di Turki, “ Di Indonesia bisa sambil ngabuburit beli takjil.
Kalau di sini enggak ada. Mau enggak mau harus bikin sendiri ”,
Ungkap Mayra N Safira hal inipun diungkapkan Ziyad mungkin ini terkait
Pandemi Covid-19 saat itu.
4. Tempat makan tutup serentak dan hanya jual menu takeaway
Selama kuliah di Turki selama 6-7 bulan, Egis mengatakan
bahwa pandemi Covid-19 dan pengetatan lockdown beberapa waktu belakangan
membuat tempat makan secara serentak tutup lebih awal, jikapun buka mereka hanya menjual makanan untuk takeaway. Alternatif masak sendiri menjadi
pilihan mengingat hara makan di sana terbilang mahal, dengan mengolah bumbu dan bahanan makanan
mentah, cara ini cukup menghemat pengeluaran selama berkuliah di sana.
5. Lockdown diperketat, orang-orang sulit pergi keluar rumah
Shafanida mengatakan, salah satu faktor dari sepinya suasana
bulan puasa di Turki adalah lockdown yang diperketat. “ Di
Turki lebih sepi mungking karena lockdown. Padahal kita (Shafanida dan teman-temannya)
berencana buka bersama dan shalat Ied ramai-ramai, cuma karena lockdown terus
ketat banget, jadi enggak bisa ”, Ujar SiGaluH Shafanida. Shafanida menuturkan bahwa orang-orang masih
bisa nongkrong di kafe atau tempat makan lainnya, tapi sejak lockdown diperketat, keluar rumah
untuk kegiatan non-esensial pun benar-benar dilarang kecuali untuk hal penting.
6. Ada pembagian makanan gratis
Egis mengatakan, dia sempat mendapat makanan gratis dari
ibu-ibu sesama warga negara Indonesia (WNI),
“ Kita (Egis dan teman-temannya)
selain bikin (makanan untuk buka puasa), kadang dapat takjil dari ibu-ibu WNI
di sini yang menikah sama orang Turki. Kebetulan kita sering main ke sana ”,
Ujar Egis P Habsyi dengan
Soppengernya (Jumawanya). Tidak hanya
itu, Ziyad juga sempat mendapat makanan gratis dari tetangga-tetangga di sana
yang mendadak mengetuk pintu rumahnya.
7. Dilarang keluar rumah selama periode isolasi mandiri
Shafanida dan teman-temannya di rumah terpaksa harus melakukan isolasi mandiri karena salah satu dari mereka dinyatakan positif Covid-19, diawal Ramadhan. Dibantu oleh tim Turknesia saat ke rumah sakit, Shafanida dan teman-teman satu rumah disuruh tes swab. Turknesia atau Turknesia Edu Foundation merupakan lembaga pendidikan pra-universitas untuk menyiapkan masyarakat Indonesia mengemban pendidikan di Turki. “ Tiba-tiba dapat SMS temanku kena Covid-19. Selama puasa minggu pertama isolasi mandiri. Kita sendiri kalau ngobrol tetap, tapi jaga jarak. Kita lebih aktifnya ngobrol di grup WhatsApp ”, Jelas Shafanida.
Masjid Sultan Ahmed di Istanbul |
“ Turki Negara Muslim bernuansa Asia dan Eropah, juga
merayakan Ramadhans “,
S a i d b y JanggOLatieBAraBLegendS@
Komentar
Posting Komentar