KISAH TIGA SERDADU JEPANG DI PERANG DUNIA II PANTANG MENYERAH

INFORMASINOW.COM

byDannYAsmorO,   J  u  m  a  t,   0  3    M  a  r  e  t     2  0  2  3



 

Shoichi Yokoi, Teruo Nakamura, dan Hiroo Onoda

TokETaiwaNBujanGLapuKLegendS@Kaisar Hirohito dari  Jepang  per tanggal 15 Agustus 1945,  mengumumkan penyerahan Jepang dalam Perang Dunia Kedua,   bagi  jutaan tentara yang telah menderita selama pertempuran terutama yang terlibat dalam pertempuran  itu  maka  pernyataan tersebut ialah berkah,  karena mereka boleh meletakkan senjata dan pulang dengan selamat kepada keluarga.   Di sisi lain, kabar bahagia itu juga sebanding dengan berita memalukan  dan  tidak semua pasukan Jepang siap menyerah, mereka telah terlanjur menerima doktrin untuk bertempur sampai mati.  Sehingga  ketimbang menanggung malu mereka lebih baik bunuh diri  atau setidaknya mengasingkan diri.

Sebagai satu contoh adalah  “Shoichi Yokoi”  seorang sersan yang dikirim ke Guam pada Februari 1943 untuk bertempur melawan Amerika Serikat,  pada tahun 1944 posisi pasukan mereka  tersudut oleh serangan musuh,   S Yokoi dan sembilan tentara Jepang lainnya bersembunyi di kedalaman rimba Guam tapi seiring waktu, kesepuluh orang Jepang itu akhirnya saling berpisah dan meninggalkan satu sama lain.   Pada tahun 1952, Yokoi sebetulnya sudah tahu bahwa Jepang telah menyerah dalam Perang Dunia Kedua, tetapi dia terlalu takut untuk keluar dari persembunyiannya.  Dia juga merasa malu sehingga memutuskan untuk tetap hidup di dalam gua bawah tanah hingga dua dekade selanjutnya.

"  Kami para tentara Jepang diperintahkan untuk lebih memilih mati dalam aib ketimbang ditangkap hidup-hidup  ",  Ujar SiDin S Yokoi dengan Soppengernya (Jumawanya).   Disebutkan dalam buku 'Private Yokoi's War and Life on Guam', saat ditemukan oleh pemburu lokal pada 24 Januari 1972 tercatat kisah sangat mengharu,  S Yokoi menangis dan memohon agar mereka membunuhnya ketimbang dibawa pulang.   Permintaannya tak dikabulkan   malah  S Yokoi  di kembali ke Jepang dan kemudian meninggal pada tahun 1997.

Kisah lain tapi masih senada  Hiroo Onoda,  letnan ini enggan keluar dari pedalaman di Pulau Lubang, Filipina,  lantaran tak pernah yakin akan kabar penyerahan Jepang.   Setelah dikirim dengan mengemban tugas perwira intelijen, Onoda menerima perintah khusus yang menyatakan bahwa dalam keadaan apa pun dia tidak boleh menyerah kepada musuh juga dilarang bunuh diri.   Maka, ketika di akhir Agustus 1945 Onoda bersama tiga tentara lainnya menemukan selebaran (yang menyatakan kabar penyerahan Jepang), mereka malah merobeknya.

Onoda dan rekan-rekannya selalu yakin bahwa selebaran --atau tanda apapun-- yang mendeskripsikan penyerahan Jepang dalam Perang Dunia Kedua itu diamggap  mereka  hanyalah tipuan.  Mereka terus bersembunyi pada tahun-tahun berikutnya, hingga pada 1950 Yuichi Akatsu (salah satu rekan Onoda) memilih untuk menyerah kepada pasuka Filipina.

Setelah penyerahan Akatsu, regu pencari dikerahkan militer Filipina untuk mendesak Onoda agar menyerah, tetapi Onoda pindah lebih jauh ke dalam hutan. Surat dan foto keluarga Onoda disebarkan dari pesawat, catatan dari Akatsu juga, tetap saja Onoda masih menganggapnya sebagai tipu daya musuh.   Sangat sulit membuat Onoda sadar bahwa perang telah berakhir, bahkan setelah dia kehilangan Shimada dan Kozuka --dua rekan terakhirnya.   Sendirian di dalam hutan, Onoda baru menyerah pada 1974 setelah dijemput oleh Norio Suzuki.

Tentara terakhir, yang enggan menyerah setelah Jepang mengaku kalah, yaitu Teruo Nakamura --keturunan Taiwan   yang   beragabung dalam Unit Sukarela Takasago dan dikirim berperang ke Morotai, Maluku Utara, Indonesia.   Pada September 1944, dia didesak untuk bersembunyi ke pedalaman tatkala diserang pasukan Sekutu. Selama 30 tahun berikutnya, Nakamura yang terasing sendirian tak pernah mendapat kabar tentang penyerahan Jepang,  dengan menjalaninya di dalam gubuk 2x2 meter, menanam singkong dan umbi-umbian, Nakamura akhirnya ditemukan oleh TNI AU pada Desember 1974. (dr.AbsaLBahtiaR.Kumparan.16/10/2018)

 

Pria mengenakan bendera nasional Jepang mengunjungi Kuil Yasukuni di Tokyo, Jepang.


 

 

  Semangat Busido menjadikan Tentara Jepang Pantang Menyerah, bahkan bersedia Mati  “,  

S     a     i     d        b     y         TokETaiwaNBujanGLapuKLegendS@

 


 Beberapa nama dalam pepatah Blogg berunsur hiburan,  Sorry  !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA