MARIAM NABATANZI WANITA PEMILIK ANAK TERBANYAK DI AFRIKA 44 ORANG ANAK.

INFOKOMNOW.COM 
byDannYAsmorO, 27/04/2019



SanimaHLegenD@   Mariam Nabatanzi 39 tahun seorang wanita luar biasa, saat baru berusia 36 tahun wanita ini telah memiliki anak sebaanyak 44 orang dan itu diperolehnya hanya dari satu orang suami, anak tersebut dilahirkannya dengan kembar empat tiga kali, kembar tiga empat kali dan enem pasang dari kembar dua.  Jumlah anak sebanyak itu membuat Mariam Nabatanzi wanita asal  Kampung Kambimbiri,   Uganda Afrika tengah sebagai wanita pemegang rekor dunia   Wanita pemilik anak terbanyak di Afrika  “.

Wanita tangguh tersebut sejak tiga tahun lalu harus mengurus rumah tangganya dan membesarkan sendiri semua anaknya itu karena sang suami pergi entah kemana meninggalkan mereka semua.   Mariam pertama menikah saat baru berusia 12 tahun dan saat itu suaminya berusia 40 tahun.   Setahun kemudian, Mariam melahirkan anak kembarnya sebagai anak pertamanya dan hal tersebut sangat mengembirakan baginya dan keluarganya terlebih semudah itu ia melahirkan anak kembar Tiga.

Saat melahirkan anak kembarnya itu, Mariam pergi ke dokter dan dia diberitahu memiliki kandungan yang amat besar dan anak kembar tiga.  Dokter mengatakan pdanya kalau pil KB bisa mengakibatkan gangguan kesehatan untuk Mariam dan sejak saat itu dia terus melahirkan anak dengan jarak kelahiran yang rapat banget.  Bagi wanita yang terbilang masih muda saat itu tentunya dengan anak banyak dan jarak kelahiran yang rapat sangat merepotkan tapi ia mensyukurinya  dan menjalaninya dengan baik.

Di Afrika memiliki keluarga besar amat lazim di Afrika, sementara di Uganda perempuan negeri itu rata-rata melahirkan 5,6 orang anak dan ini menjadikan  Uganda  sebagai  negara Afrika dengan angka kelahiran tertinggi menurut data World Bank.   Meski demikian, Mariam dan 44 anaknya tetap saja membuat rakyat Uganda terperangah,  di usia baru 23 tahun  Mariam sudah memiliki 25 anak dan sudah meminta dokter membantunya untuk menghentikan dirinya  dari terus melahirkan dan sekali lagi dokter tak bisa berbuat apa-apa karena kandungan Mariam memang amat besar.

Seorang Ginekologi Dr. Charles Kiggundu  di Rumah Sakit Mulago, Kampala, Uganda, berkata bahwa apa yang terjadi dengan Mariam Nabatanzi adalah kesuburan ekstrim yang disebabkan genetik.    "  Kasus Mariam adalah predisposisi genetik untuk hiper-ovulasi (melepaskan beberapa telur dalam satu siklus),  yang secara signifikan meningkatkan kemungkinan memiliki kembar, itu selalu genetic  ", Ujar SiDin Kiggundu dalam menjelaskan kejadian tersebut.
Saat kehamilan terakhirnya sekitar 2,5 tahun lalu,  Mariam mengalami komplikasi  dia melahirkan anak kembarnya yang keenam, tetapi salah satunya meninggal dunia dalam proses persalinan.   Kemudian Keadaan semakin parah mana kala suaminya  tempat berbagi tanggung jawab tiba-tiba pergi begitu saja tanpa pemberitahuan, hal ini membuatnya harus memikul sendiri beban keluarganya.    


"   Saya tumbuh dengan air mata, suami saya membuat saya menderita  ", Ujar SiGaluh Mariam.   "  Sepanjang hidup saya habiskan untuk mengurus anak-anak dan bekerja untuk mencari uang  ", Ujarnya laji.    Di dinding salah satu ruangan kediamannya, tergantung foto beberapa anaknya yang terlihat bangga usai lulus dari sekolah dengan kalungan medali di leher mereka, realita lainnya  putra tertuanya Ivan Kibuka terpaksa tak bisa melanjutkan sekolah dan harus bekerja untuk membantu keluarga.

Untuk memberi makaan paada mulut anaknya iapun rela mengerjakan apa pun demi mendapatkan uang.   Dia pernah pekerja menjadi penata rambut hingga pembuat dekorasi pertunjukan,  Mariam juga mengumpulkan dan menjual barang rongsokan, menyuling minuman keras, dan menjual obat-obatan herbal.  Sebagian besar pengasilannya habis untuk memberi makan anak-anaknya, biaya berobat, pakaian, dan membayar uang sekolah.

"  Ibu amat sibuk, pekerjaan membuat dia amat lelah. Kami membantu sebisa kami, seperti memasak, mencuci, tetapi sebagian besar beban keluarga masih ditanggunggnya  ", Ujar SiDin Ivan (23) anaknya.   Sejarah kehidupan Mariam  terbilang tak bahagia sejak dia dilahirkan,  ibu kandung Mariam meninggalkan dia bersama ayah dan lima saudaranya tiga hari setelah Mariam lahir. Setelah ayahnya menikah kembali, ibu tirinya meracuni lima saudaranya hingga semuanya meninggal, ia terselamat karena tengah berkunjung ke kediaman kerabatnya,   "  Saat itu saya berusia tujuh tahun, terlalu muda untuk memahami apa itu kematian. Saya diberitahu saudara soal apa yang terjadi  ", Ujar SiGaluh Mariam. 

Tragedi tersebut membuat  Mariam untuk memiliki keluarga besar, meski awalnya dia hanya berharap memiliki enam anak.   Anak-anaknya menghadapi tantangan keuangan keluarga terkait rumah kediaman, pangan dan sandang.   Sebanyak 12 anaknya tidur di atas ranjang besi dengan kasur tipis di kamar sempit, dikamar lain  anak-anak berdesakan berbagi alas tidur dan yang lainnya tidur begitu saja di atas lantai.

Lalu berapa banyak makanan yang harus disiapkan Mariam ?.   Dalam sehari dia harus menyediakan 25 kilogram tepung singkong sehingga  "  Ikan atau daging adalah makanan mewah bagi kami  ", Ujar  SiGaluh Mariam, namun demikian ia berharap bah anak-anaknya bisa hidup bahagia.   "  Saya sendiri, tidak pernah mengalami kebahagiaan, mungkin sejak saya dilahirkan  ", Ujar SiGaluh Mariam Nabatanzi dengan senyum. 


" Manusia hanya berusaha semampunya tapi tuhan juapang yang menentukan "

 Said by SanimaHLegenD@

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OLIMPIADE KE-33 PARIS 2024 DENGAN BIAYA Rp 133,22 TRILIUN, DAN JIN BTS PEMBAWA OBOR.

PANAS PEMILU TURKI !! OPOSISI MENANG - ERDOGAN KALAH, BENTROKAN SENJATA

SEJARAH ROMANTIS AWAL TERCIPTANYA BECAK DAN HADIRNYA DI INDONESIA