SADAF JAFFER MUSLIMAH DAN WANITA ASIA PERTAMA JADI WALI KOTA DI AMERIKA.
INFOKOMNOW.COM
byLaDollaHBantA, 07/04/2019
Sewaktu kejahatan terkait anti-Muslim terjadi di kotanya, Sadaf memanfaatkan pengalamannya mengajar mata kuliah dalam hal sastra dan film mengenai warga Amerika keturunan Asia Selatan untuk menjadi masukan bagi para pejabat pemerintah mengenai Islamofobia. Montgomery Mosaic, lanjut Sadaf, sangat bermanfaat dalam mempersatukan warga agar dapat memahami kesamaan mereka sebagai sesama manusia sehingga dapat menjalin kebersamaan yang lebih baik.
byLaDollaHBantA, 07/04/2019
MamAAncaILegenD@ SADAF JAFFER, adalah muslimah dan wanita
Asia pertama menjadi Wali Kota di
Amerika serikat , setelah 03 Januari 2019 beliau diambil sumpah untuk menjadi Wali
Kota Montgomery, New Jersey, Amerika Serikat,
sekaligus menjadi perempuan warga Amerika keturunan Pakistan, Asia
Selatan, pertama yang menjadi wali kota di negara ini. Montgomery, kota berpenduduk
sekitar 25 ribu orang yang terletak di sebelah utara kota Princeton, New Jersey.
Komite
Kota Montgomery beranggotakan lima orang,
setiap tahun mereka memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi
wali kota. Ketika Sadaf pertama kali
pindah dan bermukim di kota itu pada tahun 2012, kelima pejabat di dalam Komite
Kota yang tergolong makmur itu semuanya warga kulit putih dari Partai Republik,
semakin lama keadaan itu semakin beragam dan semakin didominasi pendukung
Partai Demokrat.
Sadaf
Jaffer merasa bahwa komite tidak lagi
mewakili warga secara keseluruhan, baik dalam hal ras maupun agama, ia
mengambil langkah besar pada tahun 2016 dengan mencalonkan diri untuk jabatan
politik tinggi wali kota di Amerika
Serikat. " Saya diminta mencalonkan diri di Montgomery
pada tahun 2016. Saya akhirnya memutuskan bahwa ini adalah peluang yang sangat
baik dan tak ada yang lebih baik lagi daripada melayani komunitas saya
sendiri ", Ujar SiGaluh Sadaf sebagai mana dikutip NusanTaRa.Com dari The Montgomery News, Sabtu (13/4/2019).
Sadaf
mula meneroka Jentera Politiknya bukan
suatu tiba-tiba saja dan bukannya tanpa dukungan, wanita kelahiran Chicago,
Illinois 35 tahun silam dari orang tuanya yang imigran Muslim
Pakistan dalam berbagai wawancara dengan
media massa kerap menyatakan bahwa orang
tuanya selalu tertarik dengan apa yang terjadi di dunia dan mendorong ia dan
adiknya untuk teguh mengejar mimpi-mimpi mereka.
Ia
mulai tertarik pada dunia diplomasi dan politik sejak masa kecil Sadaf, Ia sangat berminat
untuk memahami perbedaan budaya dan menjembatani perbedaan tersebut melalui
pendekatan yang saling menarik diantara mereka. Namun minatnya kemudiah tersisihkan sewaktu
menekuni studinya di Fakultas Hubungan Internasional di Georgetown University,
hingga meraih gelar doktornya dalam bidang Bahasa dan Peradaban Timur Dekat
dari universitas terkemuka lainnya, Harvard kemudian melanjutkan riset
pasca-doktoralnya di Princeton University.
Dalam
tahun pemilu sebelumnya ia belum berhasil terpilih dan tahun 2018 ia mencoba
lagi, untuk mengikuti pemilihan menjadi anggota Komite Kota dan berhasil
terpilih yang dilantik pada awal tahun ini. Terkait dengan minatnya dalam hal pembangunan
masyarakat, Sadaf sebagai walikota mengemukakan, "
Ini hal yang kita perlukan di tengah komunitas kita, di setiap
komunitas, sekarang mungkin lebih diperlukan lagi, dan saya berharap dapat
mewujudkan itu: mempersatukan warga, serta mendorong transparansi ".
Kepada
Religion News Service, Sadaf yang dibesarkan sebagai Muslim Syiah mengatakan,
ia merasa ketidakadilan harus diperangi di manapun ia berada. Sejak melakukan
riset mengenai Islam di Asia Selatan untuk gelar doktornya, ia juga melihat
bagaimana agama dan budaya kerap saling terjalin dan bagaimana masyarakat
kosmopolitan bekerja pada masa lalu. Meskipun tidak sempurna, lanjut Sadaf,
Islam pada masa lampau pun menjadi salah satu keindahan yang luar biasa yang
memarakkan perabadan. “ Ini menginspirasi saya untuk masa
mendatang ”, ujarnya.
Sekarang
ini ia sangat senang dapat mengenali para anggota masyarakatnya, mereka yang
bekerja untuk pemerintah kota maupun berbagai LSM yang berkomitmen bekerja
untuk Montgomery. " Salah satu yang telah saya upayakan sejak
menjadi anggota Komite adalah organisasi Montgomery Mosaic yang mengadakan
pertemuan di berbagai tempat ibadah dan berencana untuk menyelenggarakan
pertemuan di tempat-tempat lainnya yang beragam
", Ujar SiDin Sadaf.
Sadaf
Jaffer berkata, “ Tantangan terbesar yang dihadapi Amerika
Serikat sebagai Negara terhebat di dunia saat ini adalah tercabiknya jalinan
sosial masyarakatnya sehingga mudah menimbulkan kerushan sosial. Sadaf
mengemukakan bahwa latar belakangnya dalam bidang seni, sastra dan kajian
budaya terbukti bermanfaat dalam mempersatukan warga yang tentunya mempunyai
perbedaan disetiap masyarakat namun
memiliki asas tujuan yang sama bagi kehidupan manusia.
Sewaktu kejahatan terkait anti-Muslim terjadi di kotanya, Sadaf memanfaatkan pengalamannya mengajar mata kuliah dalam hal sastra dan film mengenai warga Amerika keturunan Asia Selatan untuk menjadi masukan bagi para pejabat pemerintah mengenai Islamofobia. Montgomery Mosaic, lanjut Sadaf, sangat bermanfaat dalam mempersatukan warga agar dapat memahami kesamaan mereka sebagai sesama manusia sehingga dapat menjalin kebersamaan yang lebih baik.
Meski
bukan Muslimah pertama yang berkibar namanya dalam politik tahun ini, Sadaf
juga mengaku bangga menjadi contoh apa yang mungkin dicapai oleh Muslim dalam
sistem politik Amerika. Ia berharap dirinya membantu memberi pandangan yang
berbeda mengenai apa yang dapat dicapai seorang perempuan Muslim di Amerika
sekarang ini.
Reff.Liputan6, 13April2019
“KEPEMIMPINAN WANITA LEBIH CERMAT DAN
MANUSIAWI“
Said
by MamAAncaILegenD@
Komentar
Posting Komentar